Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tetap menargetkan produksi batubara di angka 58 juta ton sampai 60 juta ton untuk tahun 2022. Target tersebut naik sekitar 10%-14% dari realisasi produksi batubara di tahun 2021, yang capai 52,7 juta ton.
Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Mahardika Putranto menerangkan, panduan produksi ini termasuk batubara metalurgi yang diproduksi anak usaha ADRO, yakni PT Adaro Minerals Tbk (ADMR). Dimana tahun ini, ADMR ditargetkan memproduksi 2,8 juta ton sampai 3,3 juta ton batubara
Di sisi lain, ADRO menargetkan produksi met coal di Kestrel MetCoal sebesar 7 juta ton. Namun, ini tidak termasuk ke dalam panduan produksi 58 juta ton tersebut.
Mahardika menambahkan, target produksi ini dipertahankan dengan menimbang tingkat coal getting yang meningkat pada paruh kedua. Di sisi lain, di sisa tahun ini cuaca diperkirakan membaik serta persediaan alat berat mengalami kenaikan
Baca Juga: Anak Usaha Adaro Energy (ADRO) Ikut Tender Proyek PLTB di Kalimantan
“Kami yakin (produksi) bisa mencapai target. Namun jika cuaca kurang baik dan tantangan industri alat berat, nisbah kupas akan lebih rendah dari target,” terang Mahardika dalam public expose live yang digelar virtual, Senin (12/9).
Selain target produksi batubara, ADRO juga memperkirakan nisbah kupas berada di angka 4,1 kali untuk tahun ini.
Sebagai gambaran, emiten yang dinakhodai Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini mencatatkan kenaikan kinerja operasional di semester pertama 2022. Pada enam bulan pertama tahun ini, produksi dan penjualan batubara Adaro kompak naik.
Produksi batubara ADRO mencapai 28,01 juta ton di semester pertama. Jumlah ini naik 6% dari volume produksi pada periode yang sama tahun 2021 yakni 26,49 juta ton.
Sementara itu, jika dihitung secara kuartalan, produksi batubara ADRO naik 17% di kuartal II-2022 menjadi 15,9 juta ton. Pada kuartal I-2022, produksi batubara Adaro hanya 13,64 juta ton.
Bersamaan, volume penjualan batubara ADRO naik 7% menjadi 27,49 juta ton pada enam bulan pertama 2022, dari sebelumnya 25,78 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News