Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski belum memperbarui kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), PT Pertamina (Persero) menebar berbagai program untuk meringankan beban konsumen di tengah wabah Corona.
Salah satunya, Pertamina memberikan program cashback 30% dengan nilai maksimal Rp 20.000 per hari atau satu kali transaksi pertama untuk pembelian produk Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex.
Program ini berlaku untuk semua konsumen pengguna aplikasi MyPertamina mulai 27 April hingga 31 Mei 2020.
Baca Juga: Mitigasi dampak pandemi, industri hulu migas dinilai perlu kucuran insentif
Vice President Corporate Secretary Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, program cashback 30% produk BBM Pertamina awalnya menyasar 2.000 konsumen pertama per hari.
Namun, karena animo masyarakat di lapangan cukup besar, maka mulai hari ini target konsumen yang bisa mengakses cashback tersebut adalah seluruh pengguna MyPertamina.
“Untuk program cashback 30%, tidak ada minimum transaksi yang mesti dipenuhi oleh pelanggan,” kata dia dalam konferensi pers virtual, Minggu (3/5).
Dia juga meluruskan, program cashback Pertamina tidak sama dengan pemberian diskon. Sebab, konsumen pada dasarnya tetap harus membayar produk BBM yang dibeli dengan harga normal melalui aplikasi MyPertamina yang terintegrasi dengan LinkAja.
Hanya saja, konsumen akan mendapat kembalian yang mana uangnya akan masuk ke dompet digital LinkAja. Saldo cashback yang diperoleh konsumen bisa ditarik tunai melalui ATM yang bekerja sama dengan LinkAja.
Proses pemberian saldo cashback hingga proses penarikan tunai pun tidak bisa otomatis dilakukan sesaat usai konsumen membeli produk Pertamina. “Ada sistem yang mengatur sehingga proses tersebut baru bisa terjadi misalnya H+1 setelah transaksi,” katanya.
Baca Juga: Inilah daftar harga BBM non subsidi bulan Mei di sejumlah SPBU
Fajriyah juga mengatakan, lewat program cashback, Pertamina mencoba mendorong konsumen untuk lebih aktif melakukan transaksi secara digital melalui aplikasi MyPertamina.
Ia pun bilang sudah ada lebih dari 3.600 SPBU Pertamina di seluruh Indonesia yang sudah terkoneksi dengan aplikasi tersebut. “Tingkat utilisasi SPBU yang terintegrasi dengan aplikasi MyPertamina sudah cukup baik yakni lebih dari 90%,” tambahnya.
Selain cashback 30% untuk BBM Pertamax Series dan DEX Series, Pertamina juga menyediakan program cashback 50% atau maksimal Rp 30.000 per transaksi khusus 10.000 pengemudi angkutan kota (angkot) pertama setiap harinya.
Program tersebut mulai berlaku hari ini sampai 31 Juli 2020. Pengemudi angkot dapat mengakses program cashback ini ketika membeli produk Pertalite dan Dexlite.
Fajriyah mengaku, kuota transaksi untuk program cashback BBM bagi pengemudi angkot tidak bersifat tetap. Pihaknya akan terus melakukan evaluasi terkait penerapan program ini di lapangan.
Apabila antusiasme program ini cukup tinggi, bukan tidak mungkin Pertamina akan memperbanyak kuota pengemudi angkot yang bisa menikmati program tersebut.
Baca Juga: Harga BBM belum turun, Pertamina terus pantau harga minyak global dan kondisi pasar
Tak hanya pengemudi angkot, pertengahan April lalu Pertamina juga telah memberlakukan program cashback 50% untuk 10.000 transaksi pertama dari pengemudi ojek online (ojol) di tiap harinya.
Pengemudi ojol bisa memperoleh cashback 50% dengan nilai maksimum Rp 15.000 per hari khusus untuk pembelian Pertalite. Program ini berlangsung sampai 31 Juli 2020.
Kedua program cashback produk BBM tadi sama-sama bisa diakses konsumen melalui aplikasi MyPertamina.
Di samping BBM, Pertamina juga menyediakan program diskon isi ulang dan gratis ongkos kirim untuk pemesanan produk Bright Gas 12 kilogram dan 5,5 kilogram melalui pusat panggilan Pertamina 135. Program ini berlaku dari 20 April sampai 18 Juni 2020 mendatang.
Adapula program gratis tukar tabung LPG 3 kilogram ke Bright Gas 12 kilogram dan 5,5 kilogram serta diskon isi ulang melalui redeem poin di MyPertamina dan pemesanan lewat 135.
Program tersebut berlaku mulai 1 Mei sampai 29 Juni 2020. “Program tersebut untuk mendorong masyarakat beralih dari LPG subsidi menjadi nonsubsidi,” kata Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
