Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Rencana Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring memblokir akses situs porno dari Indonesia mulai menimbulkan reaksi.
Salah satunya datang dari Asosiasi Pengusaha Warnet Indonesia (AWARI) yang memperkirakan omzet seluruh anggotanya bakal berkurang 30% di bulan pertama aturan itu berlaku.
"Perkiraan kami jika ada pemblokiran pasti ada penurunan sekitar 30% dari omzet normal. Tetapi bagi kami tidak masalah, karena dengan kampanye warnet bersih kami yakin dalam waktu dua bulan berikutnya omzet akan kembali normal," kata Ketua Umum AWARI Irwin Day, Rabu (21/7).
Dalam hitungan Irwin, jika suatu warnet mau langgeng maka pemasukan dari satu unit komputer yang disediakannya minimal harus Rp 1 juta per bulan.
Ia tidak menutupi jika masih banyak pengunjung yang mengakses situs porno dari warnet yang dikunjunginya. Meskipun sebagian besar warnet sudah mengkampanyekan warnet bersih dengan memblokir ribuan situs porno, tetapi masih saja pengunjung pintar mencari celah.
"Kenyataan ini harus diterima, kami sebagai pengusaha juga tidak mau jualan pornografi yang bukan barang dagangan yang benar. Mudah-mudahan ke depan pengguna warnet semakin bijak lagi," ungkapnya.
Situs porno disebutnya sangat haus bandwitdh dan kebanyakan di hosting dari luar negeri. Hal itu berdasarkan 13 dari 20 top situs porno adalah situs video online.
Sebelumnya, Menkominfo meminta situs porno dihilangkan dari dunia maya Indonesia. Permintaan tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 11/2008 tentang ITE, UU Nomor 36/1999 tentang Telekomunikasi dan UU Antipronografi Nomor 44/2008. Masa pembersihan dimulai bulan ini dan selesai hingga akhir tahun nanti.
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang belum cukup umur banyak yang mengakses dari warnet. Kita sudah instruksikan, dan kasih waktu sebulan. Itu bukan hal yang rumit, softwarenya sudah ada," imbuh Tifatul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News