Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui penyediaan rig pengeboran menjadi salah satu kendala dalam upaya peningkatan produksi.
Wakil kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan, untuk tahun ini sektor hulu migas Indonesia memiliki target pengeboran agresif. Sayangnya, ketersediaan rig masih menjadi penghambat. Selain itu, industri hulu migas luar negeri pun juga beramai-ramai meningkatkan aktivitas hulu. Ini membuat pengadaan rig pun harus bersaing dengan negara lainnya.
"Kita sudah ngomong sama pengusaha rig, buat mereka yang penting adalah bagaimana outlook 10 tahun ke depan, berapa jumlah sumur, mereka akan berinvestasi," kata Fatar dalam Konferensi Pers, Selasa (15/11).
Baca Juga: SKK Migas Beberkan Sudah Ada Pembeli Siaga Gas dari Blok Abadi Masela
Fatar melanjutkan, dalam forum 3rd International Convention of Indonesia Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Bali pada akhir November ini pihaknya akan mendorong adanya pembahasan seputar isu ini.
SKK Migas bakal mendorong adanya penyampaian outlook rencana kerja minimal 5 tahun demi menarik minat para pelaku usaha jasa pengeboran. Selain itu, dengan cara ini dianggap dapat memberi jaminan pengembalian investasi bagi para pelaku usaha. Meski demikian, Fatar mengakui masih ada kendala lain dalam pengadaan rig.
"Kalau pun ada rig baru, kru-nya juga harus cari yang berpengalaman. Ini juga menjadi tantangan, mudah-mudahan pembahasan yang sifatnya teknis nanti juga terjadi di IOG," pungkas Fatar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News