kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,60   -12,89   -1.40%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas jual 4 uncommited cargo LNG dengan harga tinggi


Rabu, 13 Oktober 2021 / 16:43 WIB
SKK Migas jual 4 uncommited cargo LNG dengan harga tinggi
ILUSTRASI. SKK Migas jual 4 uncommited cargo LNG dengan harga tinggi


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sukses menjual 4 uncommited cargo dari Kilang Bontang ke pasar spot dengan harga cukup tinggi.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief S. Handoko mengatakan, penjualan 4 uncommited cargo ini dilakukan pada September 2021 dan mendorong peningkatan penerimaan. "Dengan rata-rata harga lebih dari US$ 27 per MMBTU, dengan estimasi penerimaan sekitar US$ 250 juta," kata Arief kepada Kontan.co.id, Selasa (12/10).

Di sisi lain, hingga kuartal III 2021 total produksi LNG mencapai 149,5 standar kargo. Perolehn ini turun tipis 3,85% year on year (yoy) dari produksi periode sama ditahun sebelumnya yang sebesar 155,5 standar kargo.

Kata Arief, dari 149,5 standar kargo produksi pada sembilan bulan pertama, sebanyak 105,6 standar kargo diperuntukan untuk pasar ekspor. Sementara sisanya sebanyak 43,9 standar kargo dialokasikan untuk pembeli domestik. "Untuk domestik, sebanyak 42,3 standar kargo (sekitar 96%) untuk kelistrikan," terang Arief.

Baca Juga: Ciptakan multiplier effect, SKK Migas dan KKKS terus tingkatkan impelementasi TKDN

Sementara sisanya sekitar 1,6 standar kargo digunakan sektor industri termasuk pabrik pupuk.

Krisis energi yang terjadi di Eropa dan sejumlah wilayah lainnya berdampak pada kenaikan harga komoditas di Asia pasifik. Momentum ini dinilai dapat dimanfaatkan Indonesia untuk penjualan LNG.

Gubernur Indonesia untuk Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) 2015-2016 Widhyawan Prawiraatmadja menuturkan, Indonesia termasuk sebagai net eksportir untuk komoditas batubara dan LNG. Kondisi ini bisa menguntungkan Indonesia dari sisi neraca perdagangan.

Widhyawan menambahkan, krisis energi yang terjadi memang mendorong kenaikan harga komoditas. "(Di Eropa) kalau terjadi shortage tentunya akan ambil dari tempat lain yaitu Asia Pasifik," terang Widhyawan dalam Webinar "Krisis Energi Mulai Melanda Dunia, Bagaimana Strategi RI?”, belum lama ini.

Menurutnya, saat ini harga komoditas LNG tergolong cukup stabil pasca mengalami kenaikan signifikan di awal Oktober.

Senada, Vice Chairman Indonesian Gas Society Salis S. Aprilian mengungkapkan kondisi harga komoditas khususnya minyak dan gas saat ini berbanding terbalik dengan saat awal pandemi tahun 2020.

"Sekarang begitu orang yakin dengan vaksin, sudah bisa bergerak, produksi meningkat ditambah tadi cuaca ekstrem di Eropa dan wilayah lain menyebabkan peningkatan konsumsi yang tidak diantisipasi oleh suplai yang cukup," terang Salis.

Selanjutnya: Dorong pemanfaatan gas, PGN siap optimalkan virtual pipeline

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×