Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang digarap PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dapat beroperasi tahun ini sesuai target yang ditetapkan.
Sebelumnya, PEPC bersama Sub Holding Upstream, Pertamina Hulu Energi (PHE) dan juga Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan kunjungan Management Walk Through (MWT) ke Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) pada Kamis (04/03).
Kunjungan lapangan ini bertujuan untuk melihat secara langsung perkembangan proyek Strategis Nasional sektor energi yang telah ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 2020 lalu.
Baca Juga: Kerjasama pasokan LPG Pertamina dan ADNOC akan dilanjutkan dengan kontrak jual beli
Direncanakan proyek gas JTB ini akan mulai beroperasi pada kuartal ke IV tahun ini atau diperkirakan pada bulan November ini.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani memberi apresiasi kepada PEPC atas capaian yang dilakukan hingga saat ini. Dirinya merasa optimis bahwa proyek yang menjadi kebanggaan nasional ini dapat mulai berproduksi pada tahun ini.
“Gas JTB ini sangat penting untuk pasokan gas di Jawa Timur. Kita akan akselerasi supaya bisa cepat produksi dan bisa membantu kelistrikan Jawa - Bali. Mudah-mudahan paling tidak di tahun ini kita optimis akan mulai on stream,” ungkap Fatar dalam keterangan resmi, Minggu (7/3).
Sementara ini, Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi kembali memberikan apresiasi kepada para Perwira PEPC yang telah memberikan dedikasinya pada pengerjaan proyek ini di dalam situasi yang penuh pandemi. Awang juga menjelaskan akan pentingnya selalu menjaga protokol kesehatan meski sedang dalam kondisi bekerja di lapangan.
“Kita lihat progresnya cukup bagus. Mudah-mudahan dengan kondisi ini kita bisa tetap melakukan progressing yang bagus dan Insyaallah kita bisa mewujudkan gas on stream pada November 2021. Kita bersama-sama para kontraktor dan SKK Migas berusaha untuk mengurai mencari solusinya, semoga bisa on stream pada 2021” tegas Awang.
Baca Juga: Minimnya permintaan listrik jadi tantangan pengembangan EBT di timur Indonesia
Selain melakukan pengecekan terhadap seluruh aspek infrastruktur maupun fasilitas produksi, Pimpinan SKK Migas dan SHU PHE juga berinteraksi langsung dengan para pekerja yang tengah berada di site dengan melakukan tanya jawab baik berkait aspek pekerjaannya maupun terkait pemahaman pekerja tersebut pada aspek HSSE.
Ketika ditanya soal apa saja yang perlu diperhatikan agar pekerjaan dapat berjalan lancar dan aman para pekerja yang spontanitas ditanya memberikan jawaban yang lancar dan baik. Mereka umumnya memahami dengan baik tentang performa HSSE yang harus diperhatikan,
Dalam MWT kali ini hadir juga Direktur Pengembangan & Produksi PHE sebagai Sub Holding Upstream Taufik Aditiyawarman, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno dan jajarannya, Kepala UPP JTB SKK Migas Waras Budi Santosa, Kepala SKK Migas Jabanusa Nurwahidi, serta manajemen PT Rekayasa Industri (Rekind) selaku kontraktor proyek JTB. Selama kegiatan MWT ini, diterapkan protokol kesehatan secara ketat.
Selanjutnya: Nilai kerjasama pasokan LPG Pertamina dan ADNOC capai Rp 28 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News