kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas Ungkap Wilayah Jawa Barat Kekurangan Pasokan Gas untuk Industri


Rabu, 19 Juni 2024 / 13:27 WIB
SKK Migas Ungkap Wilayah Jawa Barat Kekurangan Pasokan Gas untuk Industri
ILUSTRASI. Jawa Barat kekurangan pasokan gas industri


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan bahwa wilayah Jawa Barat termasuk wilayah yang saat ini mengalami kekurangan pasokan gas untuk industri.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, dari sisi demand gas saat ini yang sedang dimonitor oleh SKK Migas adalah munculnya kebutuhan-kebutuhan permintaan tambahan dari industri-industri yang sudah ada maupun oleh industri-industri baru.

"Ini sudah kami identifikasi bahwa beberapa wilayah seperti Jawa Barat secara nyata mengalami kekurangan gas," kata Kurnia dalam Forum Gas di Bandung, Rabu (19/6).

Memang, permintaan gas di Jawa Barat cukup tinggi, sementara sumber-sumber gas di wilayah ini kualitasnya menurun. Justru di Jawa Timur sumber-sumber gas sudah mulai banyak. Bahkan, saat ini ada beberapa lapangan yang belum bisa diproduksi optimal karena ada keterbatasan demand di Jawa Timur sehingga harus di-deliver ke wilayah lain.

Distribusi gas yang kurang merata menjadi salah satu penyebab industri-industri di Jawa Barat kesulitan mendapatkan pasokan gas, padahal wilayah Jawa Timur produksinya melimpah.

Baca Juga: Kementerian ESDM Ajak Investor Garap Blok Panai

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi.

Kurnia menuturkan, untuk mencapai Indonesia emas di 2045, sektor industri ini adalah salah satu motor penggerak utama yang dibutuhkan. Tumbuhnya industri-industri ini penting untuk menopang Indonesia emas di 2045.

Lebih lanjut, Kurnia menyampaikan bahwa hubungan-hubungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, penting untuk kebijakan memberi insentif di sektor hulu migas dengan didukung oleh permintaan gas yang meningkat.

"Ada kebijakan-kebijakan harga gas untuk domestik yang kita harapkan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh pelanggan usaha," ujar Kurnia.

Selain itu, Kurnia menekankan pentingnya infrastruktur untuk konektivitas perhubungan gas dari Aceh sampai Jawa Timur. "Bisa menjual gas yang sumbernya dari Aceh dijual ke Jawa Timur, ini pentingnya infrastruktur," sambungnya.

Kolaborasi antara KKKS khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan para pihak pembeli di Jawa Barat untuk menjalin kesepakatan jual beli antara kedua belah pihak akan membuat KKKS sebagai produser akan merasa yakin bahwa gasnya akan disuplai di Jawa Barat.

Selain upaya-upaya tersebut, solusi jangka panjang yang sedang dilakukan adalah pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) yang ditargetkan rampung di akhir 2025.

Pasokan gas bumi jaringan pipa Cisem berasal dari Jambaran Tiung Biru, Wilayah Kerja Blora dan Long Term Plan Wilayah Kerja Cepu yaitu Lapangan Cendana dan Alas Tua, serta Wilayah Kerja Tuban di Lapangan Sumber-2.

Baca Juga: SKK Migas Masih Melakukan Evaluasi Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT)

Proyek pipa Pipa Cisem Tahap II sendiri akan mulai konstruksi pada Juli 2024. Anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 3 triliun. Sedangkan pembangunan pipa gas Cisem tahap I Ruas Semarang-Batang sepanjang 60 km sudah diresmikan 17 November 2023. Saat ini, pipa Cisem Tahap I juga sudah mengalirkan gas menuju Kawasan Industri Kendal.

Kurnia menambakan, gas saat ini menjadi sangat penting sebagai komponen untuk mengantarkan Indonesia menuju transisi energi sesuai yang telah direncanakan pada 2060 untuk mencapai Net Zero Emission (NZE). Gas dipandang sangat penting karena lebih bersih dari energi fosil lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×