Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan listrik menjadi faktor penting yang harus terpenuhi dalam pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Untuk itu, perusahaan pun perlu memastikan pasokan listrik yang andal agar smelter bisa beroperasi dengan optimal.
PT Ceria Nugraha Indotama (Cerindo) misalnya, telah mengadakan perjanjian dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Direktur Cerindo, Derian Sakmiwata mengatakan, penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) dengan PLN merupakan progres yang penting dalam mempercepat pembangunan smelter.
Sebab, saat ini Cerindo tengah membangun smelter nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kawasan Sulawesi sendiri memang menjadi area strategis dalam urusan ini. Para investor dan PLN pun telah menggelar acara Welcome to Celebes (Celebrate of Energize Sulawesi) di Jakarta, pada Senin (23/7).
Dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN, Syamsul Huda mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menjaga pasokan listrik, khususnya bagi smelter. Dia menjelaskan, PLN telah menambah daya listrik 739 MW.
Penambahan itu didukung oleh tambahan 1.460 MVA gardu induk dan 815 kms transmisi yang memperkuat sistem kelistrikan. PLN menargetkan angka itu akan bertambah dalam 10 tahun ke depan.
Hal itu sesuai dengan RUPTL 2018-2027 dimana PLN akan membangun total 4.848 MW, transmisi 8.269 kms, Gardu Induk 7.103 MWA. "Dengan progres tersebut, Sulawesi memiliki cadangan daya memadai untuk memenuhi kebutuhan investasi di sektor industri, termasuk untuk smelter," terang Huda.
Terkait dengan smelter Cerindo, total dayanya sebesar 350 juta VA yang akan di-supply dari tegangan tinggi sebesar 150.000 volt. Menurut General Manager PLN wilayah Sulselrabar, Bambang Yusuf, ada tiga tahapan dalam realisasi daya tersebut.
Dari tahap awal yang akan direalisasikan pada Januari tahun 2020, tahap kedua pada Juni 2020, serta tahap ketiga pada Juni 2021. Tentu, tak semua smelter mengandalkan PLN sebagai pemasok kelistrikannya. PT Aneka Tambang (Antam) salah satunya.
Menurut Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, tak semua smelter Antam menggunakan pasokan listrik dari PLN, melainkan dari power plant-nya sendiri. Dari lima smelter yang dijalankan, ada dua yang dari PLN.
Smelter di Pongkor dan Pulogadung mengandalkan pasokan PLN. "Di Pongkor 8 MW, dan yg di Pulogadung, gold refinery, 2 MW," sebut Arie kepada Kontan.co.id, Kamis (26/7).
Sementara untuk smelter di Tayan-Kalimantan Barat, Pomala Sulawesi Tenggara, Cibaliung-Banten, memakai pasokan power plant sendiri. "Bahkan di Pomala, ekses 8 MW kita jual ke PLN. Plus, yang baru di Halmahera Timur juga oleh sendiri," tandas Arie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News