Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbaikan fasilitas smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, yang mengalami kebakaran tahun lalu diperkirakan menelan biaya US$ 130 juta.
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas memastikan seluruh biaya tersebut akan ditanggung oleh asuransi.
“Biaya kerusakan itu kira-kira 100 juta dolar lebih dan sepenuhnya ditanggung oleh pihak asuransi. Surat dari pihak asuransi juga sudah diterbitkan pada Desember lalu, dan sudah kami sampaikan kepada pemerintah melalui Kementerian ESDM,” kata Tony dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2).
Baca Juga: Kementerian ESDM Beberkan Hasil Investigasi Kebakaran Smelter Freeport
Meski perbaikan berjalan, dampak kebakaran itu cukup signifikan terhadap operasional Freeport. Tony menjelaskan akibat smelter yang belum bisa beroperasi, konsentrat yang diproduksi dari tambang di Papua hanya bisa diserap 40% oleh PT Smelting di Gresik, sementara sisanya tidak dapat diolah dan menjadi idle.
Saat ini, Freeport tengah bersiap untuk melakukan pre-commissioning dan commissioning fasilitas perbaikan, yang dijadwalkan mulai pertengahan Maret hingga minggu ketiga Juni 2025.
Tony optimistis proses ini akan selesai sesuai jadwal, sehingga smelter dapat mulai meningkatkan produksinya secara bertahap. Target pemulihan produksi smelter Freeport di antaranya Minggu keempat Juni dengan 40% kapasitas, Agustus: 50% kapasitas, September 60% kapasitas, Oktober 70% kapasitas, November 80% kapasitas, Desember 100% kapasitas.
Dengan rencana ini, Tony bilang Freeport berharap bisa kembali mengoperasikan smelter secara penuh pada akhir 2025.
Selanjutnya: BI Sebut Ketidakpastian Global Tetap Tinggi, RI Perlu Mitigasi Kuat Agar Selamat
Menarik Dibaca: Harga Emas Kembali Dekati Rekor, Terpicu Geopolitik Ukraina dan Tarif Baru Trump
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News