Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan hasil investigasi terkait kebakaran yang terjadi di smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur.
Insiden yang terjadi pada 14 Oktober 2024 pukul 17.45 WIB ini pertama kali terdeteksi oleh teknisi listrik PT Chiyoda International Indonesia sebelum akhirnya api membesar dan disertai ledakan.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menjelaskan, kebakaran tersebut baru berhasil dipadamkan total oleh Tim Emergency Response (ERT) pada 14 Oktober 2024 pukul 22.16 WIB.
Dari hasil investigasi di lapangan, ditemukan seluruh komponen material Wet Electrostatic Precipitator (WESP) mengalami kerusakan berat dan tidak dapat dioperasikan.
Baca Juga: Optimistis Dapat Izin, Freeport Siap Ekspor 1,3 Juta Ton Konsentrat Tembaga Tahun Ini
Tri menjelaskan, berdasarkan pengumpulan fakta di lapangan, itu seluruh komponen material WESP mengalami kerusakan berat dan tidak dapat dioperasikan.
Kemudian, area kerja telah dilakukan barikade, terdapat saksi langsung dan tidak langsung, dan keterangan mendukung adanya kejadian tersebut dan fakta lain, di mana terdapat indikasi adanya hotspot dan gangguan teknis pada alat sebelum pemadaman terjadi
"Jadi kesimpulan dari Tim adalah sesuai kriteria ditetapkan pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 tahun 2018 tentang Pendorongan pelaksanaan kaidah pertama yang baik," kata Tri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2).
Sebagai tindak lanjut, Ditjen Minerba telah meminta PT Freeport Indonesia untuk menerapkan sejumlah langkah mitigasi agar insiden serupa tidak terulang.
Beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain, pemasangan Sistem Deteksi dan Pemadam Kebakaran, melakukan analisa kebutuhan pemasangan pengatur suhu dan detektor di area WESP, memasang sistem pemadam api otomatis di area yang rawan kebakaran, peningkatan pengawasan dan keamanan operasional, menjadwalkan startup heating dengan lebih tepat, meningkatkan jumlah pengawas teknis dan operasional selama proses commissioning.
Baca Juga: Kementerian ESDM Belum Keluarkan Surat Rekomendasi Perpanjangan Ekspor Freeport
Berikutnya, menyederhanakan sistem dan prosedur manajemen risiko, peningkatan sistem darurat, memasang alarm indikasi kondisi darurat di control room. menyediakan tombol aktivasi kondisi darurat yang mudah diakses.
Selanjutnya, studi banding dengan smelter sejenis dan menerapkan referensi standar dari perusahaan lain dengan teknologi serupa.
Selain tim Ditjen Minerba, investigasi kebakaran ini juga melibatkan tim dari Bareskrim Polri. Tri menyebut PT Freeport Indonesia telah mengajukan klaim asuransi untuk menanggung seluruh kerusakan akibat kebakaran tersebut.
Selanjutnya: Mudik Lebaran Gratis 2025 Pemprov Jateng Kembali Digelar! Bisa Daftar di HP
Menarik Dibaca: Mudik Lebaran Gratis 2025 Pemprov Jateng Kembali Digelar! Bisa Daftar di HP
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News