kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soetikno Tanoko, pendiri pabrik cat Avian meninggal, inilah wasiat hidupnya


Rabu, 04 November 2020 / 12:48 WIB
Soetikno Tanoko, pendiri pabrik cat Avian meninggal, inilah wasiat hidupnya
ILUSTRASI. Pendiri PT Avia Avian, salah satu produk cat dan bahan-bahan kimia ternama Soetikno Tanoko (Tan Tek Swie) meninggal dunia.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Soetikno Tanoko (Tan Tek Swie),  pendiri PT Avian Avian, produsen produk cat dengan merek yang sama yakni Avian meninggal dunia, Minggu 1 November 2020.

Soetikno Tanoko meninggal di usia 95 tahun pada Minggu dini, hari 1 November lalu. Ia rencananya akan disemayamkan di Adi Jasa VIP A,  Sabtu (14/11) ke Graha Paripurna Cakrawala, Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan.

Dalam akun resminya sang anak yang tak lain adalah pemilik  Tancorp Global Abadi, pemegang saham  55.79% saham PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), Hermato Tanoko menceritakan kronologis meninggalnya sang ayah.

Tanggal 31 Oktober 2020 sekitar pukul 8 malam masuk UGD RS NH karena sesak nafas.  Setelah dicek ternyata gula darah 450, tekanan darah rendah 100-70 dan kadar oksigen turun. Karena harus rawat inap papa harus swab test kilat utk menentukan lantai kamar dan hasil test negatif, saya yg harus menjaga, menemani papa harus rapid dan hasilnya juga test negatif.

Akhirnya sekitar pk 11 malam papa sudah dirawat di kamar 9101 dan saya selalu memegang tangan papa supaya tidak mencabut selang oksigen, dokter jaga dan suter selalu mengecek tekanan darah papa dan kadar oksigen sampai pk 14.00, suster mengetes kadar gula darah papa dan hasilnya 232 lalu disuntik insulin 8.

Sama suster papa coba diikat kedua tangannya agar tidak menarik selang tetapi hanya beberapa detik saya melepas ikatan tsb karena papa semakin tidak nyaman.Lalu saya berdoa agar papa lebih tenang supaya cepat sembuh dan akhirnya pk 14.30 papa sudah tenang tidak meronta lagi,sampai akhirnya papa meninggalkan kami dengan tenang pk 15.38.

Andaikan waktu bisa berputar...Andaikan papa masih dapat diberi mukjizat,  saya bersedia melakukan apapun juga...Tapi sebagai manusia biasa kita tidak dapat melakukannya, maka sobat sukses berbuatlah yang terbaik dengan tulus kepada orang tua kita selagi ada kesempatan...
Saya cinta dan bangga sekali kepada papa tercinta yang akan selalu saya ingat selamanya...ߧpߧpߧ¡

Duka mendalam juga nampak diungkapkan Hermanto di akun media sosialnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tangan inilah sejak saya balita yang selalu membelai dengan penuh cinta, menyuapi dengan penuh kasih sayang, menyayangi dengan ciuman, menggendong dengan pelukkan yang hangat, menuntun dengan telaten, menggandeng dengan kuat, merangkul dengan ceria, mengajari dengan pengorbanan, melatih dengan contoh, memberi dengan cinta. Sekarang sedih rasa hati melihat Tangan tersebut begitu kurus, begitu lemah... Kucium, kubelai, kugenggam erat erat sepanjang malam...I love u papa...❤ߘͰߤ— Tangan papa inilah 42 tahun yang lalu 1-11-1978 memulai sejarah lembaran baru perusahaan Cat Avian yang telah mewarnai Nusantara...Proud of u papa and Successful 42th B'day of AvianBrands...߇Ұ߇Ȱߑ̰ߙ

A post shared by Hermanto Tanoko (@htanoko) on

Ucapan duka juga nampak dari LinkedIn, Tancorp Group, perusahaan yang didirikan Hermanto Tanoko, anak Soetikno di laman resminya di Linkedin, Rabu (4/11) juga menulis:

Selamat jalan Founding Father PT. Avia Avian, semoga diberikan tempat yang mulia disisiNya. Ucapan tulus terimakasih kami atas jasa yang engkau berikan bagi kami semua keluarga besar Tancorp dan kemajuan Indonesia.

Hermanto Tanoko, anak bungsu Soetikno dalam sebuah wawancara di YouTube mengatakan ayahnya adalah sosok pekerja keras yang selalu mengajarkan anak-anaknya totalitas dalam berwirausaha.

“Ayah saya kepada anak dan cucunya selalu mengajarkan reputasi dan kejujuran, karena ini modal utama jadi pengusaha,” ujar Hermanto Tanoko dalam wawancara dengan Merry Riyana di akun YouTube-nya.

Ajaran lain yang kata Hermanto masih membekas adalah  tidak boleh aji mumpung. 

“Jadi jika ada masalah keluarga, misal keuangan kami tidak boleh menunda komitmen pembayaran utang, jadi kami di semua keluarga (10 perusahaan) dalam kondisi apapun krisis dibayar,” ujar Herman.

Merujuk rekam jejaknya, sebelum pabrik PT Avia Avian berdiri, Soetikno menjalankan usaha toko cat di Malang  dengan saudaranya di tahun 70 an.

Avian mulai mendirikan pabrik cat kecil-kecilan atau home industry dengan 18 karyawan padan 1978.

Ia kemudian berhasil membawa toko tersebut menjadi toko cat nomor satu di Malang

Hermanto dalam akun Youtube resminya juga bercerita sebagai pebisnis ayahnya jyga pantang takut dari kegagalan.

 Ia misalnya sejak usia 5 tahun sudah diajarkan investasi dari mama dan papanya dari uang angpo untuk investasi di toko kelontong.

Usia 7 tahun, Hermanto juga sudah mulai bergabung dengan toko cat sang ayah. Dengan detail ayahnnya menceritakan bisnisnya dengan cat, termasuk cat yang memiliki margin lebih besar.

Atas ajaran ayahnya, Hermanto juga sudah berani mengelola apotek yang kemudian menjadi apotek Airlangga yang terbesar di Malang.  Baru kemudian di tahun 80 an, Hermanto diminta bergabung ke Avian. 

Ajaran ayahnya pula agar semua anak anaknya memiliki tujuan dan visi yang jelas. Targetnya harus menjadi yang terbaik dalam bisninya.

Rest in Peace , Pak!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×