kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Solusi saat pandemi, Kemenperin bikin platform jejaring bagi industri alas kaki


Senin, 10 Agustus 2020 / 14:25 WIB
Solusi saat pandemi, Kemenperin bikin platform jejaring bagi industri alas kaki
ILUSTRASI. Industri alas kaki


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

Platform IFN ini juga dapat memberikan akses seluas-luasnya kepada sesama pelaku industri alas kaki maupun masyarakat umum yang tertarik dan berminat dalam pengembangan industri alas kaki. Bahkan, membuka peluang kolaborasi antara pelaku usaha dengan masyarakat umum, sehingga memberikan dampak positif yang saling menguntungkan.

"Jika bergabung di platform IFN, keuntungan yang diperoleh adalah berbagai manfaat dan kemudahan dari Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), antara lain berupa informasi tentang profil produsen, supplier, local brand alas kaki bisa diakses oleh potensial pembeli, investor, dan trader secara online," ungkap Gati.

Keuntungan lainnya, promosi berkala profil IFN di platform media sosial seperti instagram, facebook, dan youtube. "BPIPI akan membuat media kampanye untuk para pelaku industri alas kaki di Indonesia, termasuk yang tergabung dalam IFN," imbuhnya.

Baca Juga: Sumbang ekspor US$ 7 miliar, Kemenperin genjot industri smelter nikel

Gati mengungkapkan, pada masa pandemi ini terjadi perubahan yang cukup besar terhadap kinerja industri alas kaki. Hal ini berdasarkan data World Footwear Business Condition Survey  First Semester 2020, dalam hasil surveinya periode Januari hingga April 2020, konsumsi alas kaki dunia mengalami penurunan hingga 22,5% dan kinerja penjualan global turun hingga 74%.

Selain itu, daya beli masyarakat turun hingga 53% dan harga barang turun 43%. “Meskipun demikian, dampak pada lini produksi alas kaki, terutama sneakers justru mengalami kenaikan sebesar 42%. Hal ini disebabkan oleh bahan baku pembuatan sneakers yang umumnya berbahan dasar tekstil dan karet serta para produsen sneakers telah memiliki platform pemasaran online," ujar dia.

Merujuk laporan World Footwear Yearbook tahun 2019, Indonesia merupakan pusat produksi alas kaki terbesar keempat di dunia dengan total produksi mencapai 1.271 juta pasang alas kaki. Indonesia juga merupakan negara eksportir produk alas kaki terbesar ketiga di dunia, dengan total 406 juta pasang alas kaki.

Kemenperin mencatat, nilai ekspor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki pada tahun 2019 mencapai US$ 5,12 miliar. Pada periode Januari-Juni 2020, ekspornya mencapai US$ 2,81 miliar atau meningkat 9,7% bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2019 yang berada di angka US$ 2,56 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×