Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Produsen pipa baja, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo) mulai membangun pabrik kedua di Karawang. Perusahaan itu menggelontorkan investasi sekitar Rp 150 miliar untuk membangun pabrik ini.
Dengan pembangunan pabrik kedua di Karawang ini, perusahaan ini berharap mampu menggenjot produksi dan penjualan pipa baja ke pasar otomotif.
General Manager PT Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk untuk pabrik Karawang, Taufik Surya, menuturkan, dengan peningkatan produksi ini perusahaan berharap bisa meningkatkan pangsa pasar ke sektor otomotif menjadi 20% dalam tiga tahun ke depan. "Saat ini pangsa pasar pipa baja untuk kendaraan roda dua sekitar 15%, sedangkan untuk kendaraan roda empat baru 5%," jelasnya, Rabu (3/7).
Kini perusahaan berkode emiten ISSP ini sudah memiliki satu pabrik di Karawang dengan kapasitas produksi sekitar 3.000 ton per bulan. Nah, dengan tambahan pabrik baru ini, Taufik bilang, kapasitas produksi pipa baja untuk otomotif bisa meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 6.000 ton per bulan.
Taufik bilang, pabrik kedua di Karawang ini ditargetkan bisa mulai berproduksi secara komersial pada April 2014 mendatang. Selain pabrik di Karawang, saat ini, Spindo juga memiliki pabrik di Pasuruan, Jawa Timur. Perusahaan itu meyakini permintaan pipa baja untuk pasar otomotif akan meningkat pesat. Apalagi, baru-baru ini pemerintah telah resmi mengeluarkan beleid mobil murah.
Taufik mengaku beberapa produsen komponen kendaraan mulai melirik produk pipa baja ISSP setelah beleid mobil murah keluar. Maklum saja, salah satu persyaratan untuk memproduksi mobil murah adalah tingkat kandungan dalam negeri yang cukup besar. Namun, "Karena regulasinya belum lama keluar, produsen komponen belum beroperasi penuh," katanya.
Selain pasar otomotif, Spindo juga membidik pasar baru yang cukup potensial seperti pasar pipa baja untuk alat berat. Makanya, perusahaan akan mengalokasikan sebagian besar produksi dari pabrik kedua di Karawang untuk varian pipa baja yang lebih tebal ketimbang produksi pabrik pertama.
Tahun ini ISSP mematok penjualan pipa baja sebanyak 37.000 ton, tumbuh 5,7% ketimbang penjualan tahun lalu yang sebesar 35.000 ton. Taufik bilang, penjualan tahun ini masih didorong oleh kenaikan permintaan dari produsen komponen otomotif. Selain itu, "Ada juga permintaan dari pasar residensial," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Spindo, Tedja Sukmana bilang, Spindo menargetkan penjualan sekitar Rp 3,8 triliun di 2013, tumbuh 22,9% dari penjualan tahun lalu sebesar Rp 3,09 triliun.
Pendorong pertumbuhan penjualan ini antara lain disumbang oleh penjualan pipa ke sektor minyak dan gas bumi. “Total nilai proyek yang sudah di tangan sekitar Rp 700 miliar tapi belum semua terealisasi,” kata Tedja.
Hingga kuartal I-2013, ISSP mencatatkan penjualan Rp 713,02 miliar dengan laba bersih Rp 79,37 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News