kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Spindo incar baja listrik & otomotif


Kamis, 01 September 2016 / 10:03 WIB
Spindo incar baja listrik & otomotif


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk melihat ada peluang kenaikan penjualan tahun ini. Kenaikan penjualan diharapkan datang dari bergulirnya proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) yang diusung pemerintahan.

Johanes Wahyudi Edward, Investor Relations PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk menargetkan, volume penjualan bisa tumbuh setidaknya 20%. Proporsi pendapatan terbesar tahun ini ditargetkan berasal dari penjualan pipa baja untuk konstruksi, dan infrastruktur yang bersumber dari proyek pemerintah. Salah satunya proyek pembangkit listrik.

"Dari trennya belanja pemerintah, khususnya untuk belanja konstruksi akan naik nanti di semester dua ini. Itu yang kami harapkan," kata Johanes kepada KONTAN, Rabu (31/8). Untuk penjualan baja sektor konstruksi dan infrastruktur tersebut, Johanes membidik kontribusi ke pendapatan sebesar 60%.

Adapun 40% kontribusi pendapatan lainnya ditargetkan datang dari penjualan pipa baja kepada sektor otomotif, minyak dan gas, serta furnitur. Mengenai kesiapan untuk memasok pipa baja atau material khusus untuk proyek kelistrikan, Johanes menyebut saat ini pihaknya sedang persiapkan ikut tender.

Hingga kini, perusahaan yang dikenal dengan nama Spindo tersebut mengklaim telah mendapatkan pesanan pipa untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, PLTU Cirebon, dan PLTU Tanjung Jati. Johannes bilang info terakhir dari tim pemasarannya, saat ini Spindo sedang melakukan perencanaan teknis. "Yang paling dekat selesai mestinya PLTU Batang," kata Johanes.

Selain melirik pengadaan material untuk proyek energi, tim pemasaran Spindo juga melirik peluang pengadaan pipa baja untuk perusahaan manufaktur otomotif. Perlu diketahui, Spindo juga mampu memproduksi pipa otomotif khususnya untuk kerangka sepeda motor.

Untuk memasok pipa untuk sepeda motor tersebut, Spindo mengklaim telah memasok 30% dari total kebutuhan. Terkait dengan produksi, Spindo mengandalkan pabrik mereka yang ada di Karawang dengan kapasitas produksi 150.000 ton per tahun.

"Kami memasok untuk semua produsen sepeda motor seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan TVS," kata Johanes.

Saat ini, Spindo memiliki enam pabrik dengan total kapasitas 588.000 ton per tahun dengan utilisasi pabrik baru 65%. Dalam rencana, Spindo akan menambah pabrik di Gresik, Jawa Timur.

Namun, rencana ini masih tertunda karena kondisi ekonomi. "Pabrik kami target beroperasi akhir 2018," kata Johannes.

Selain berusaha menggenjot penjualan, Spindo akan melakukan efisiensi melalui pembangunan gudang serta mengganti mesin lawas. Untuk itu, Spindo alokasikan belanja modal Rp 300 miliar yang dananya dari internal dan pinjaman bank.

Sampai saat ini, belanja modal yang sudah terserap baru 40% yang digunakan untuk membangun lima gudang dan penggantian mesin baru. Adapun gudang yang dibangun berlokasi di Bandung, Samarinda dan Jakarta. Adapun dua gudang lagi salah satunya akan dibangun di Makassar.

Mengenai harga bahan baku, memasuki semester kedua tahun ini, Spindo bisa bernafas lega karena harga baja mulai stabil kembali. Johanes bilang, harga bahan baku seperti baja canai panas atau hot rolled coil (HRC) stabil di harga US$ 300 – US$ 400 per ton.

"Harga tahun lalu sempat turun, sekarang sudah membaik lagi sehingga kami bisa menyesuaikan harga kembali," kata Yohanes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×