kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Sreeya Sewu Indonesia (SIPD) Bidik Pendapatan Rp 6 Triliun pada Tahun 2025


Kamis, 05 Juni 2025 / 19:47 WIB
Sreeya Sewu Indonesia (SIPD) Bidik Pendapatan Rp 6 Triliun pada Tahun 2025
ILUSTRASI. Jajaran direksi dan komisaris PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (5/6).


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten produsen pakan ternak dan produksi olahan ayam, PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD), optimistis targetkan pendapatan sepanjang tahun 2025 mencapai Rp 5,5 triliun–Rp 6 triliun.

Hal ini disampaikan oleh Direktur sekaligus Chief Financial Officer SIPD Natanael Yuyun Suryadi. Natanael menyebut, perseroan masih akan mempertahankan tingkat profitabilitas yang sama dengan tahun 2024, yang menghasilkan laba bersih Rp 3,3 miliar. Sebagai gambaran, kinerja ini membaik setelah SIPD mencatatkan rugi bersih Rp 17,31 miliar pada 2023.

Ada pun, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 5,36 triliun, dalam hal ini mengalami penurunan sebesar 11,99% year-on-year (YoY) dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 6,09 triliun.

Baca Juga: Sreeya Sewu (SIPD) Berhasil Bukukan Laba Bersih Rp 3,3 Miliar pada Tahun Buku 2024

“(Target pendapatan tahun 2025) Naik tipis, tentu kalau internal kami coba untuk bisa masuk ke Rp 6 triliun. Tapi kalau lihat outlook harganya saat ini estimasi kami di range antara Rp 5,5 trilun sampai Rp 6 triliun,” ujar Natanael usai agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) SIPD di Jakarta, Kamis (5/6).

“Jadi kami masih memfokuskan bagaimana menjaga profitabilitas di tengah impact harganya yang turun,” tambahnya.

Ada pun, strategi ini diambil perseroan sebagai langkah untuk menjaga kinerja keuangan di tengah tekanan penurunan harga, khususnya pada ayam hidup, yang diperkirakan bisa memengaruhi pendapatan.

Natanael menjelaskan bahwa penurunan harga ayam hidup diperkirakan akan terjadi di kuartal-II2025 akibat kondisi oversupply di pasar. Hal ini disebut dapat menekan margin keuntungan dan membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam memproyeksikan pertumbuhan.

Sementara itu, Sreeya Sewu Indonesia (SIPD) menganggarkan dana belanja modal atau Capex (Capital Expenditure) sebesar Rp 100 miliar untuk tahun 2025. Dana ini nantinya akan dialokasikan untuk finalisasi pabrik baru yang berlokasi di Nganjuk, Jawa Timur, serta untuk maintenance atau pemeliharaan rutin mesin dan pabrik lama.

 

“Ada di kisaran kalau ditambah dengan investasi pabrik baru, mungkin ada sekitar Rp 100 miliar yang akan di-spend untuk pabrik baru maupun untuk pemeliharaan rutin. Selain untuk pengembangan pabrik baru kita tidak ada pengembangan fasilitas produksi lain dulu. Lebih ke maintenance maupun peremajaan mesin-mesin kita,” tambah Natanael.

Pada Juni 2025, SIPD secara bertahap akan mengoperasikan pabrik makanan olahan baru di Nganjuk, Jawa Timur. Kapasitas produksinya bisa mencapai 2.000 ton per bulan. Natanael juga menyebut perseroan telah mengalokasikan dana Rp 400 miliar untuk pengembangan pabrik baru ini sejak 2023.

Dengan penambahan pabrik baru ini, diharap perlahan-lahan bisa menambah utilitas dan kinerja perseroan.

Selanjutnya: Kinerja April Kompak Melemah, Sektor Perbankan Diprediksi Tetap Akan Menguat

Menarik Dibaca: Libur Panjang Idul Adha, KAI Sudah Jual 580.000 Tiket Kereta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×