kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Sriwijaya Air tak lagi menjadi anggota Garuda Indonesia group


Kamis, 07 November 2019 / 12:49 WIB
Sriwijaya Air tak lagi menjadi anggota Garuda Indonesia group
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-300 seperti terlihat sebelum mendarat di bandara Soekarno Hatta di Jakarta, Indonesia, 18 Desember 2017.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sriwijaya Air pecah kongsi dengan PT Citilink Indonesia anggota Grup Garuda Indonesia. Hal itu disampaikan sendiri oleh managemen perusahaan Garuda Indonesia.

"Karena keadaan dan beberapa hal yang belum diselesaikan oleh kedua belah pihak, kami menyesal memberi tahu Anda bahwa Sriwijaya sedang melanjutkan bisnis sendiri," ujar Direktur Pemeliharaan dan Layanan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Iwan Joeniarto. 

Baca Juga: Kerjasama Garuda Indonesia-Sriwijaya Air memburuk lagi?

Sejak pengumuman ini, Sriwijaya bukan lagi menjadi anggota penerbangan Garuda Indonesia. Hubungan antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group akan dilanjutkan pada basis bisnis ke bisnis. 

Pada September lalu Garuda Indonesia dan Sriwijaya geger soal pencopotan direksi di dalam tubuh Sriwijaya, di mana direksi tersebut merupakan orang Garuda Indonesia. Perombakan ini dilakukan tanpa persetujuan GIAA. 

Berdasarkan keputusan rapat dewan komisaris dan direksi 9 September 2019, tiga orang yang dicopot adalah Direktur Utama Sriwijaya Joseph Adrian Saul, Direktur Human Capital & Service Sriwijaya Harkandri M Dahler, dan Direktur Komersial Sriwijaya Joseph K Tendean.  

Baca Juga: Makin banyak perusahaan BUMN yang bakal menyuntik modal ke LinkAja

Joseph Adrian merupakan mantan General Manager Garuda Indonesia Denpasar, lalu Harkandri tadinya Direktur Personalia Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk(GMFI), terakhir Joseph K Tendean yang sebelumnya menjabat sebagai Senior Manager Ancillary Garuda Indonesia. 

Baca Juga: Tips sukses dari Miliarder Ray Dalio pendiri hedge fund terbesar di dunia

Buntut dari pencopotan tersebut, anak usaha GIAA yaitu GMFI menghentikan layanan perawatan pesawat Sriwijaya Air pada 25 September 2019. Padahal keduanya terlibat kerjasama manajemen (KSM) sejak November 2018.

Namun sebenarnya keduanya telah rujuk pada Selasa (1/10), KSM tersebut akhirnya dilakukan kembali. 

KSM diambil sebagai langkah untuk menyehatkan Sriwijaya Air Group karena terbelit utang dengan tiga perusahaan, yakni BNI, Pertamina dan GMFI. Utang Sriwijaya kepada GMFI tercatat mencapai Rp 810 miliar.  

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Tertekan Keperkasaan Dollar AS

GIAA pun menempatkan orang-orangnya di Sriwijaya Air untuk membantu mengelola maskapai ini. Pada Kamis (26/9) manajemen GIAA menyebutkan Sriwijaya Air Group telah mampu mencicil utang hingga Rp 430 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×