kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Star Energy Geothermal segera terbitkan green bond US$ 1,11 miliar? Ini kata Bos BRPT


Selasa, 06 Oktober 2020 / 15:43 WIB
Star Energy Geothermal segera terbitkan green bond US$ 1,11 miliar? Ini kata Bos BRPT
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal di Sukabumi, Jawa Barat (4/4).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Sementara itu, Fitch Ratings dalam keterangan resminya, Selasa (29/09), menyatakan bahwa outlook dari rating tersebut adalah stabil. Fitch Ratings menetapkan peringkat BBB- untuk senior secured bond yang akan diterbitkan oleh Star Energy Geothermal Drajat II Limited dan Star Energy Geothermal Salak, Ltd.

Kontan.co.id juga sebelumnya memberitakan bahwa BRPT menargetkan kapasitas listik Star Energy akan ditingkatkan menuju 1.200 MW dari yang saat ini sebesar 875 MW. Agus Salim Pangestu berharap target tersebut dapat diraih BRPT hingga beberapa tahun mendatang.

"Star Energy cukup yakin peluang untuk ekspansi tersebut ada karena potensi di Indonesia banyak. Star Energy siap mengambil tantangan," kata Agus kepada Kontan.co.id, Kamis (6/8).

Baca Juga: Harga saham BRPT overprice di tengah penurunan kinerja, simak rekomendasinya

Jika melihat kinerja BRPT di semester I 2020 tercatat penurunan pendapatan 15,05% yoy menjadi  US$ 1,1 miliar. Adapun pendapatan segmen petrokimia dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar US$ 841 juta pada semester I-2020 atau turun 20,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara pendapatan dari segmen energi yang disumbang oleh PT Star Energy mencapai US$ 262 juta atau naik 6,9% dari periode yang sama tahun lalu.

Naiknya pendapatan dari segmen energi ditopang oleh produksi listrik dan uap yang lebih tinggi dan lebih rendahnya pemadaman yang direncanakan/tidak direncanakan pada tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.

Adapun ketiga aset milik Star Energy yang beroperasi, yaitu Wayang Windu, Salak dan Darajat menunjukkan tingkat kapasitas lebih dari 90%.

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) gelontorkan capex US$ 536 juta tahun depan, untuk apa saja?

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai bahwa penerbitan bond oleh Star Energy juga bisa dipakai untuk mendanai life time extension PLTP Salak & Darajat yang sudah mencapai 20 tahun.

Menurut Fabby, Star Energy perlu melakukan reconditioning turbin-turbin untuk meningkatkan kinerja PLTP. "Selain itu untuk eksplorasi lanjutan dalam rangka pengembangan di kedua lokasi PLTP tersebut," kata Fabby kepada Kontan.co.id, Selasa (6/10).

Selanjutnya: Ini penyebab kinerja Barito Pacific (BRPT) tertekan hingga kuartal III-2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×