Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Status awas akibat letusan Gunung Agung belum hambat pengiriman tuna segar dari Bali.
"Baru sehari belum terlihat dampaknya," ujar Yugi Prayanto, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang kelautan dan perikanan kepada Kontan.co.id, Senin (27/11).
Yugi bilang apabila penutupan bandara dalam waktu lama baru akan mengganggu penjualan tuna segar. Meski begitu, pengaruh tersebut dinilai tidak terlalu signifikan.
Hal itu disebabkan penjualan tuna segar yang semakin berkurang. Pengurangan itu dinilai dampak dari larangan perpindahan kapal domestik (domestic transhipment). Pelarangan itu diakui Yugi yang lebih dikeluhkan oleh anggotanya.
Bali diakui sebagai sentra pengiriman tuna segar untuk ekspor. Bahkan Bali diakui sebagai titik pengiriman terbesar di Indonesia.
"Bali salah satu sentra tuna termasuk yang terbesar untuk fresh tuna," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin), Hendra Sugandhi.
Berdasarkan data milik Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin), ekspor tuna Indonesia terus turun. Tahun 2014 ekspor tuna Indonesia 159.004 ton turun pada 2016 menjadi 115.953 ton.
Sementara tahun ini Hendra juga berpandangan ekspor akan turun. Hal tersebut sebelumnya dikemukakan karena kurangnya pemanfaatan laut lepas dan kapal besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News