Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) optimistis melihat prospek bisnis pipa bajanya di tahun depan. Seiring dengan maraknya proyek infrastruktur pasca pemilihan umum (pemilu) dinilai bakal berlanjut hingga tahun 2020 dan perseroan bersiap memetik peluangnya.
Johannes Edward, Investor Relations ISSP menilai pembangunan yang ada di di Indonesia saat ini masih berjalan dengan baik. "Kami melihat adanya prospek dari pertumbuhan daerah yang dilewati oleh jalan-jalan tol yang baru, seperti diketahui sekarang mobilitas dan denyut bisnis bergerak lebih cepat di kota-kota tersebut," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Baca Juga: Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) Membidik Pertumbuhan Laba Bersih 15%
Oleh karena itu perseroan tetap optimistis membidik pertumbuhan sekitar 15% di tahun depan. Bicara soal kapasitas, perusahaan tercatat memiliki kapasitas terpasang hingga 600.000 ton per tahun, dengan utilisasi kisaran 60%-65%.
Johannes bilang sampai saat ini kapasitas ISSP secara umum masih sangat memadai ditambah peremajaan-peremajaan yang rutin dilakukan diharapkan dapat mengerek produksi. Adapun di tahun 2019 ini perseroan diketahui menargetkan produksi sekitar 400.000 ton.
Lantaran kapasitas dianggap masih memadai, perusahaan tampaknya belum menganggarkan belanja modal (capex) besar di tahun depan. Johannes sendiri belum dapat membagikan detil terkait anggaran tersebut.
Baca Juga: Steel Pipe Industry (ISSP) sudah serap seluruh capex 2019
Lebih lanjut ia bilang, perusahaan akan memaksimalkan anggaran tahun depan untuk penambahan depo dan peremajaan atau yang biasa disebut maintainance capex yang rutin. Namun masih ada kemungkinan di kuartal I tahun 2020, kata Johannes akan ada review kembali terkait anggaran capex di tahun tersebut.
Sebelumnya perusahaan dikabarkan tengah meningkatkan jaringan distribusi dengan menambah beberapa unit depo di luar Jawa. Hal ini disebabkan oleh pasar pipa domestik yang terus menampakkan geliat untuk tumbuh.
Sejauh tantangan bisnis ISSP datang dari harga bahan baku baja yang cenderung fluktuatif. Johannes bilang fluktuasi harga bahan baku memang masih terjadi namun untuk harga bahan baku yang beredar dalam negeri sudah agak lumayan stabil, mengingat pemerintah membatasi impor yang bersifat spekulatif.
Baca Juga: Belum mampu capai target pendapatan, ini target Steel Pipe Industry (ISSP) di 2020
Melihat laporan keuangan ISSP di kuartal III 2019 pendapatan tumbuh 6,58% year on year (yoy) menjadi Rp 3,6 triliun. Sedangkan laba bersih melonjak hingga 713% menjadi Rp 212 miliar di kuartal III dari sebelumnya Rp 15,54 miliar di kuartal III 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News