Reporter: Andri Indradie,Uji Agung Santosa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Diam-diam, Perum Bulog menghentikan pembelian beras non HPP (Harga Pembelian Pemerintah), mulai Kamis (21/8) pekan lalu. Alasannya, stok beras nasional saat ini sudah mulai aman.
Direktur Utama Bulog Mustafa Abubakar menegaskan, Bulog menghentikan pembelian beras non HPP setelah melihat pasokan beras di gudang Bulog melimpah dan harga beras nasional tetap stabil. "Beras non HPP yang sebanyak 125.000 ton sudah tidak ada lagi, sekarang beras HPP yang diperbesar," kata Mustafa, Rabu (27/8).
Menurut Mustafa, imbas penyetopan pembelian beras non HPP itu, tingkat penyerapan beras HPP langsung naik. "Sekarang penyerapan beras HPP sudah 9.000 ton per bulan dari sebelumnya hanya 5.000 sampai 7.000 ton tiap bulan," katanya.
Sekadar catatan, melalui Instruksi Presiden No. 1 tahun 2008 tertanggal 22 April 2008, pemerintah mematok HPP baru untuk Gabah Kering Giling (GKG) sebesar Rp 2.840 per kilogram.
Mustafa memerinci, hingga kini stok beras di gudang Bulog mencapai 2,44 juta ton beras, terdiri dari beras HPP 2,177 juta ton, dan beras non HPP sebanyak 266.000 ton. "Stok beras kuat. Enam bulan ke depan aman, jadi tidak ada yang kuasa untuk menyetok atau mempermainkan harga," tandasnya.
Bulog pun yakin persediaan beras selama puasa dan lebaran akan aman. Bulog juga tak khawatir harga akan naik. "Sampai saat ini harga beras masih stabil, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya saat memasuki bulan puasa," kata Mustafa.
Harga beras stabil tak hanya di Jawa, namun juga di beberapa daerah lain seperti Aceh dan Medan. Dalam tiga minggu ini, harga beras stabil pada kisaran Rp 4.750 untuk kualitas medium, seperti IR 3.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News