kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stok daging sapi di pasar menghilang


Senin, 10 Agustus 2015 / 07:50 WIB
Stok daging sapi di pasar menghilang


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Jangan heran bila Anda tak bisa menemukan daging sapi di pasaran pada Minggu (9/8) lalu. Pasalnya para pedagang daging sapi sepakat mogok berdagang di pasar selama empat hari, mulai Minggu kemarin hingga Rabu (12/8) mendatang.

Langkah ini menjadi opsi terakhir para pedagang daging sapi untuk memprotes kebijakan pemerintah yang membatasi impor sapi bakalan hanya 50.000 ekor. Kebijakan ini  membuat pasokan sapi menjadi tersendat.

Meski sudah disepakati akan mengosongkan pasokan daging sapi di pasar selama empat hari, tapi tidak tertutup kemungkinan aksi ini diperpanjang bila belum ada solusi dari pemerintah.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan, aksi mogok berdagang ini terjadi di seluruh Jabodetabek, sebagian Jawa Barat dan Banten. "Kami mogok jualan daging karena harga terus naik, bahkan sampai tiga kali dalam seminggu terakhir dan hal ini telah merugikan kami," ujarnya saat dihubungi KONTAN, Minggu (9/8) kemarin.

Dia menambahkan, rata-rata kenaikan harga daging di tempat pemotongan hewan atau jagal sebesar Rp 2.000 - Rp 4.000 per kilogram (kg). Tak pelak, kondisi ini menimbulkan kerugian pedagang antara Rp 1,5 juta - Rp 2 juta per hari lantaran modal habis untuk membeli sapi yang harganya naik.

Untuk itu, APDI minta pemerintah segera mengambil sikap dan menghitung ulang kebutuhan serta ketersediaan pasokan sapi nasional. Jika pasokan daging kurang, keran impor bisa kembali dibuka.

Menurut APDI, pemberian izin impor sebanyak 50.000 ekor dari permintaan asosiasi impor sebesar 250.000 ekor untuk kuartal ketiga tahun ini, menjadi penyebab pasokan sapi berkurang. Efeknya,  pembeli daging sapi di pasar menjadi sepi akibat harga jual yang tinggi.

Gelar operasi pasar

Mengantisipasi aksi mogok ini, Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) akan menggelar operasi pasar daging sapi di tiga kota, yakni Bandung, Jakarta dan Serang.

Wahyu, Direktur Pengadaan Bulog, mengatakan, Bulog langsung mengambil alih masalah ini dan memastikan pasokan daging sapi kepada masyarakat selama aksi mogok ini berlangsung.

Bulog menggelar operasi pasar di sejumlah pasar. Di Bandung, Bulog menggelar di tiga pasar, yakni Pasar Kosambi, Pasar Sederhana dan Pasar Haurgeulis. Sementara di Jakarta, operasi pasar digelar di Pasar Mayestik. Satu titik lain, operasi pasar dilakukan di Serang, Banten. "Kami sudah salurkan masing-masing sekitar 7,5 ton daging sapi untuk minggu ini," ujar dia.

Saat ini,  Bulog memiliki  pasokan 250 ton daging sapi yang siap disalurkan bila dibutuhkan. Untuk menjaga ketersediaan pasokan, Bulog terus menambah persediaan daging di gudang dari rumah potong hewan (RPH) milik PT Berdikari di Cibitung yang menyediakan 20 ekor sapi potong setiap harinya. Dengan begitu, Bulog tidak khawatir akan ada kekurangan pasokan dan kelangkaan daging di pasaran selama pedagang menggelar aksi mogok.

Dalam operasi pasar ini Bulog menjual daging sapi dengan harga antara Rp 89.000 hingga Rp 90.000 per kg. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata daging sapi di pasaran saat ini, yang sebesar Rp 120.000 hingga  Rp 140.000 per kg. "Harganya itu tergantung tempat dan jarak," imbuhnya.

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan), memilih irit bicara terkait aksi mogok pedagang sapi ini. Dia berdalih, pembatasan impor daging sapi bertujuan untuk mengendalikan dan bukan berencana menyetop impor  sapi ke depan. Dia optimistis ke depan harga sapi akan turun perlahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×