Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar gim di Indonesia memiliki potensi yang besar dengan total 44 juta pemain gim. Adapun di tahun lalu pasar gim di Indonesia mencapai US$ 880 juta, walaupun begitu total marketshare developer gim lokal pada industri tersebut kurang dari 1% dari total pangsa pasar yang ada.
Jan Faris Majd, Manager Operasional Asosiasi Gim Indonesia (AGI) menyebutkan bahwa walaupun pasar gim di Indoensia besar tetapi ada 3 kendala yang mengakibatkan marketshare industri gim di Indonesia masih kecil."Kendalanya adalah funding marketing, kurangnya sumber daya manusia (SDM) berkualitas, dan permodalan," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (17/9).
Ia menjelaskan untuk pengajuan permodalan ke bank masih terbentur undang-undang yang mana untuk intelektual properti masih belum kolateral. Karenanya sulit untuk mengajukan permodalan. Sedangkan, untuk SDM ia bilang sebenarnya ada hanya saja masih terlalu sedikit.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi kendala yang ada, AGI melalakukan beberapa strategi untuk mengatasinya. "Untuk masalah marketing funding kami bekerjasama dengan pemerintah untuk memasarkan developer lokal ke luar negeri seperti progam Tokyo Game Show (TGS) 2018," ujarnya.
Kemudian untuk masalah SDM, AGI ke universitas-universitas untuk memberikan masukan kurikulum yang pas agar sejak dini siap di industri gim. "Juga kami mendatangkan gim studio dari luar negeri untuk investasi di Indonesia sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan dan transfer ilmu," ujarnya.
Perihal masalah permodalan, ia bilang saat ini tengah melakukan diskusi dengan Kementerian Perindustrian (Kemprin) dan Kementerian Perdagangan (Kemdag) untuk bisa memberi masukan ke Kementerian Keuangan (Kemkeu) untuk mengatasi masalah permodalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News