Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski telah unjuk gigi di lini otomotif, produsen suku cadang PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) terus menggenjot portofolio non-otomotif.
Direktur Astra Otoparts Sophie Handili mengatakan, pengembangan produk-produk non-otomotif memang menjadi strategi diversifikasi perseroan saat ini agar tidak hanya bersandar pada lini otomotif.
“Ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang untuk memastikan perseroan dapat terus bertumbuh secara berkelanjutan,” ujarnya kepada Kontan, Senin (8/12/2025).
Pasalnya, Sophie bilang, pihaknya melihat peluang yang menjanjikan di berbagai sektor non-otomotif.
Baca Juga: Trans Power Marine (TPMA) Fokus Perkuat Armada untuk Jaga Pertumbuhan Kinerja di 2026
Teranyar, perseroan mengembangkan produk teknologi alat kesehatan (alkes) untuk emiten farmasi PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) melalui anak usaha AUTO, yakni PT Astra Komponen Indonesia (ASKI).
Ditemui secara terpisah, belum lama Presiden Direktur ASKI sekaligus Direktur AUTO, Prihatanto Agung Lesmono mengatakan, produk alkes ini telah dikembangkan selama sekitar satu tahun.
“Sedangkan, secara total kami sudah membuat 30 produk alkes. Ini bagian dari kami untuk mendukung Kementerian Kesehatan dalam kemandirian terhadap produksi alkes,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (29/11/2025) lalu.
Selain alkes, lini bisnis non-otomotif AUTO juga mencakup komponen alat berat untuk berbagai industri, terutama pertambangan.
Sophie melanjutkan, fokus perseroan terhadap bisnis non-otomotif memang meningkat terutama sejak masa pandemi Covid-19 ketika penjualan otomotif anjlok.
Kondisi tersebut, kata Sophie, mendorong pihaknya mencari sumber pertumbuhan baru agar operasional tetap terjaga.
Baca Juga: Pertamina Energy Terminal (PET) Perkuat Keamanan Terminal Energi Strategis 2025
“Sejak saat itu, kami melihat prospek yang baik di segmen non-otomotif, terutama di industri alat kesehatan dan terus mengembangkannya hingga sekarang,” tuturnya.
Untuk mengoptimalkan lini bisnis non-otomotif, Sophie mengungkap, AUTO mengembangkan produk-produk baru berdasarkan kebutuhan konsumen dengan memanfaatkan kapabilitas engineering dan manufaktur yang telah dimiliki.
Perseroan juga menjalin kerja sama dengan mitra potensial untuk pengembangan produk baru, seperti melalui pertukaran teknologi.
“Melihat potensi pasar yang besar, kami akan menjajaki peluang-peluang baru di sektor industri yang relevan dan selaras dengan kompetensi inti,” kata Sophie.
Bagaimanapun, meskipun tak merinci angka, Sophie mengakui kontribusi bisnis non-otomotif masih belum signifikan dibandingkan kontribusi otomotif yang masih jadi motor utama kinerja AUTO.
Meski demikian, ia melihat prospek yang positif untuk segmen non-otomotif pada tahun 2026. Dengan sejumlah strategi yang dibeberkan, Sophie yakin non-otomotif mampu jadi pilar pendukung pertumbuhan.
“Kami berharap, upaya-upaya tersebut dapat meningkatkan daya saing perseroan di segmen non-otomotif,” kata Sophie.
Selanjutnya: Panduan Lengkap: Rencanakan Dana Pendidikan Anak Bebas Cemas
Menarik Dibaca: MemeCore Mendaki ke Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Terkoreksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













