Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) memandang prospek bisnis 2026 tetap positif di tengah dinamika yang terjadi di industri transportasi laut.
Direktur Trans Power Marine, Rudi Sutiono menjelaskan bahwa untuk rencana tahun depan perseroan akan berfokus pada penguatan armada serta peningkatan keandalan layanan, sejalan dengan permintaan pelanggan.
“Untuk tahun 2026, prospek ekspansi Perseroan tetap berada pada arah yang positif dan terukur,” ujar Rudi kepada Kontan.co.id, Senin (8/12/2025).
Terkait rencana penambahan armada, pihaknya saat ini masih menunggu konfirmasi jadwal pengiriman unit-unit baru, apakah dapat dikirimkan pada akhir tahun ini atau bergeser ke tahun depan. Unit tersebut merupakan pesanan yang telah dilakukan sejak awal tahun ini dan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Pertamina Energy Terminal (PET) Perkuat Keamanan Terminal Energi Strategis 2025
Menurut Rudi, penambahan armada ini akan memperkuat kapasitas operasional sekaligu meningkatkan fleksibilitas layanan pada berbagai rute.
Dari sisi layanan, TPMA akan menjaga kualitas dan menyesuaikan rute dengan pola permintaan pelanggan seperti memastikan keandalan pengiriman, serta menjaga standar keselamatan dan efisiensi operasional di setiap koridor.
“Berdasarkan pengalaman kami di tahun 2016, kami yakin dapat melewati badai ekonomi di tahun depan dan bahkan lebih baik lagi,” jelasnya.
Meski ekspansi tetap berjalan sesuai pipeline, TPMA belum menyiapkan rencana belanja modal atau capital expenditure (Capex) tambahan untuk 2026, di luar pesanan armada yang telah dilakukan pada awal tahun ini dan tahun sebelumnya.
Fokus perseroan saat ini adalah memastikan proses pengiriman dan penyerahan unit-unit tersebut berjalan sesuai jadwal, sehingga kapasitas yang sudah direncanakan dapat mulai berkontribusi pada operasional.
“Kami akan terus mengevaluasi kebutuhan pasar dan perkembangan permintaan dari para pelanggan. Jika terdapat peluang atau kebutuhan strategis yang muncul, kami terbuka untuk meninjau kembali rencana capex secara selektif dan terukur,” tambahnya.
Memasuki 2026, perseroan juga menyiapkan strategi untuk menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi biaya bunker dan operasional. Rudi menjelaskan bahwa TPMA telah memiliki formula penyesuaian harga dalam struktur biaya pengangkutan.
Dari sisi operasional, TPMA memperkuat efisiensi dan ketepatan layanan. Upaya tersebut mencakup bunker monitoring yang lebih ketat, penggunaan teknologi seperti GPS tracking dan sistem monitoring mesin, hingga optimalisasi rute dan utilisasi armada.
Selanjutnya: OJK Cabut Izin Usaha PT Solusi Gadai Mandiri di Bandung
Menarik Dibaca: MemeCore Mendaki ke Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Terkoreksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













