Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) fokus menjalankan strategi bisnis untuk mencapai pertumbuhan secara eksponensial dan berkelanjutan. Perusahaan ini berharap ekspansi anorganik serta upaya efisien yang sudah dilakukan bisa mendorong pertumbuhan bisnisnya ke depan.
Pada Mei 2024, Chandra Asri Group dan Glencore Plc (Glencore) telah perjanjian untuk mengakuisisi seluruh aset milik Shell Singapore Pte Ltd di Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP).
Melalui CAPGC Pte Ltd, perusahaan patungan yang mayoritas dimiliki oleh Chandra Asri Group dengan Glencore sebagai mitra minoritas, Perusahaan patungan ini tengah berupaya mengakuisisi kilang berkapasitas 237.000 barel per hari, cracker etilena 1,1 juta metrik ton di Pulau Bukom dan aset kimia tambahan di Pulau Jurong.
Menurut Direktur Chandra Asri Group, Suryandi, mengatakan pihaknya berharap transaksi tersebut bisa rampung pada akhir 2024. Namun, realisasinya akan tergantung pula pada persetujuan regulator.
Baca Juga: Chandra Asri Group Raih Pinjaman Sindikasi Berkelanjutan Sebesar USD 800 Juta
“Strategi ini diyakini mampu memantapkan eksistensi dan kemampuan Chandra Asri Group di kancah regional, serta meningkatkan daya saing kedua perusahaan dan memperluas peluang bisnis di kawasan,” kata Suryandi dalam keterangan resminya, Kamis (1/8).
Sementara itu, kinerja keuangan perusahaan ini di paruh pertama melambat karena sejumlah tantangan yang dihadapi. Suryandi bilag, kondisi pasar global yang menantang, serta adanya pemeliharaan fasilitas operasional terjadwal atau Turn Around Maintenance (TAM).
Dalam enam bulan pertama tahun ini, TPIA membukuakn pendapatan sebesar US$ 866 juta. Sedangkan periode yang tahun lalu sebesar US$ 1,07 miliar.
Di tengah penurunan pendapatan, perusahan mampu melakukan efisiensi dari US$ 1,02 miliar pada semester I-2023 menjadi US$ 853 juta. Efisiensi beban ini terjadi berkat menurunnya produksi Chandra Asri sehubungan dengan TAM terjadwal yang dijalankan perseroan pada kuartal II-2024.
Pemeliharaan TAM rutin tersebut dittujukani untuk memastikan keandalan pabrik, keselamatan dan kepatuhan terhadap peraturan.
Upaya perawatan ini melibatkan tim berpengalaman yang melakukan perbaikan kritis dan mengintegrasikan fasilitas baru untuk mendukung pertumbuhan di masa depan,” papar Suryandi.
Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) Raup Laba Bersih US$ 34 Juta Semester I-2024 “
Berkat efisiensi itu, EBITDA perseroan masih positif sebesar US$ 18 juta. Sedangkan bottom line tercatat negatif. Sementara likuiditas TPIA masih terjaga dengan posisi kas dan setara kas mencapai US$ 1,1 miliar.
Perlu diketahui, Chandra Asri Group masuk ke dalam indeks MSCI Global Standard Index yang efektif pada 31 Mei 2024. Obligasi perusahaan ini juga mendapatkan peringkat AA- dari Pefindo.
Lebih lanjut, Chandra Asri Group baru-baru ini juga mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi sebesar USD800 juta dengan OCBC yang bertindak sebagai lead arranger.
Selain itu, Perseroan juga memperoleh fasilitas pinjaman infrastruktur sebesar Rp 4 triliun dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
“Fasilitas-fasilitas ini menunjukkan dukungan solid dari industri perbankan dan menegaskan komitmen Chandra Asri Group terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.” pungkas Suryandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News