kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Cisadane Sawit Raya (CSRA) Siasati Efek Samping Penurunan Harga CPO


Senin, 30 Oktober 2023 / 14:08 WIB
Strategi Cisadane Sawit Raya (CSRA) Siasati Efek Samping Penurunan Harga CPO
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Samukti Karya Lestari (PT SKL), anak usaha PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) di Tapanuli Selatan, saat peresmian, Sabtu (28/10/2023).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - TAPANULI SELATAN. Emiten produsen sawit, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) mengakui penurunan harga crude palm oil (CPO) membuat pendapatan mereka menyusut. 

“Paling utama penyebabnya adalah (penurunan) harga CPO, harga kernel (minyak inti kelapa sawit) juga tahun ini (turun) dibanding tahun lalu turun,” ungkap Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja saat ditemui Kontan dalam acara peresmian pabrik kelapa sawit ke-2 mereka di kawasan Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (28/10).

Memang, jika menilik pada laporan keuangan di semester I 2023 lalu, penjualan neto atau penjualan bersih CSRA tercatat Rp 377,26 miliar.  Angka ini turun 27,66% jika dibandingkan penjualan neto periode sama di tahun lalu yang senilai Rp 521,54 miliar. 

Laba CSRA juga turun 72,37% di semester I 2023 menjadi Rp 49,18 miliar, jika dibandingkan laba semester I 2022 yang mencapai Rp 178 miliar.

Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Bakal Bangun Pabrik Kelapa Sawit ke-3 di Sumsel

Penjualan CSRA di semester I 2023 berasal dari empat sumber. Yakni, penjualan Tandan Buah Segar (TBS) sawit senilai Rp 199,26 miliar yang juga menurun 23,84% jika dibandingkan penjualan periode sama tahun lalu Rp 261,65 miliar.

Kemudian penjualan minyak sawit senilai Rp 156,12 miliar, turun 29,67%. Lalu, penjualan inti sawit senilai Rp 28,58 miliar atau turun 24,4%.

Seman menambahkan, pendapatan CSRA melejit di tahun 2022 karena saat itu harga CPO melonjak akibat dampak perang Rusia-Ukraina.

Rusia dan Ukraina yang merupakan pemasok pupuk dan minyak biji bunga matahari (sunflower) dan grapeseed oil memilih menahan stoknya. 

“Mereka (sunflower oil dan grapeseed oil) kan substitusinya CPO. Nah karena harga mereka naik, harga CPO juga ikut naik,” ungkap Seman. 

Meski harga CPO tahun ini tidak setinggi tahun 2022, Seman mengatakan, harga CPO tahun ini sebenarnya masih lebih baik dari tahun 2021.

Dengan kondisi ini, CSRA akan lebih fokus pada pemeliharaan produksi kebun dan pabrik yang saat ini sudah dimiliki.  

“Tahun ini tidak bisa dihindari akan di bawah tahun lalu untuk profitability. Jadi, kami lebih maintenance produksi saja agar tidak turun lagi. Tapi bukan berarti rugi ya, hanya pendapatannya turun jika dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.

Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Catat Kenaikan Produksi CPO pada Kuartal III-2023

Selain maintenance produksi, CSRA hingga awal tahun 2024 juga akan melakukan beberapa ekspansi pabrik guna menambah volume produksi CPO. 

Yang terbaru adalah peresmian Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ke-2 CSRA lewat anak usahanya PT Samukti Karya Lestari (PT SKL) yang berada di daerah Desa Muara Upu, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.

Dan di awal tahun 2024, CSRA juga akan meresmikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ke-3 yang juga akan dikelola oleh anak usaha mereka PT Sukses Sawit Gasing, yang berada di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×