kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Lautan Luas genjot penjualan dari bisnis manufaktur


Minggu, 18 Februari 2018 / 21:11 WIB
Strategi Lautan Luas genjot penjualan dari bisnis manufaktur
ILUSTRASI. PT Lautan Luas Tbk (LTLS)


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lautan Luas Tbk terus menggeber penjualan industri manufakturnya. Salah satunya adalah lini industri pengolahan air (water treatment).

Head of Corporate Communication Lautan Luas Ridwan Adipoetra mengatakan, bisnis ini merupakan bisnis air baku yang bekerjasama dengan PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum. Menurutnya ada sekitar 400 PDAM yang tersebar di seluruh Indonesia yang menjadi kliennya. "Kami produksi produk koagulan untuk membuat gumpalan atau endapan yang memisahkan air dan lumpur," kata Ridwan kepada Kontan.co.id, Mingggu (18/2).

Lautan Luas mempunyai jajaran produk koagulan, di antaranya, poli-aluminium klorida/poly-aluminium chloride (PAC) adalah koagulan-koagulan berbasis aluminium. Selain itu juga ada aluminium sulfat.

Lautan Luas mempunyai pabrik PAC di Gresik dan Tangerang. Sedangkan untuk aluminium sulfat ada di pabrik Pulogadung, Gresik dan Palembang. "Kami lihat ada potensi untuk dijual ke pabrik-pabrik yang membutuhkan air juga," jelasnya.

Sayangnya untuk target pendapatan dari bisnis ini belum dibeberkan. Yang jelas target tahun lalu, Ridwan menjelaskan semua lini bisnis dari distribusi, manufaktur maupun jasa mencatat kinerja yang baik.

Sisi lain, emiten berkode saham LTLS ini terus menggeber penjualan produk krimer lewat Fiber Crème. Fiber Crème ialah bahan makanan yang terbuat dari serat sayuran, oligosakarida dan coconut oil. Produk ini berbentuk bubuk yang diklaim sebagai produk makanan sehat, mengimbangi cita rasa santan.

Selama ini produk krimer Lautan Luas diproduksi oleh anak usahanya, yakni PT Lautan Natural Krimerindo (Ellenka). Adapun kapasitas terpasang krimer saat ini telah ditambah 61.600 ton per tahun. "Tahun lalu target produksi 30.000 ton per tahun. Tahun ini kami targetkan naik 30% menjadi 39.000 ton per tahun," katanya.

Saat ini, produk ini masih dijual secara B2C (business to consumer). Namun bila diterima masyarakat, diharapkan produk ini bisa dijual secara B2B (business to business). "Tentu kami bidik perusahaan makanan dan minuman. "Produk bisa jadi bahan pengganti bahan baku santan dan susu," kata Ridwan.

Saat ini penjualan sudah dilakukan secara nasional. Tetapi Lautan Luas ternyata sudah mengekspor ke beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat. "Jumlah masih kecil karena masih tes pasar. Kami harapkan bisa menglobal ke seluruh dunia," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×