Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) optimistis kinerja tahun ini bakal meningkat ketimbang tahun lalu.
JSKY pun menargetkan pendapatan dapat meningkat 20% year on year (yoy) pada tahun ini. Salah satu indikasi pemulihan dinilai tercermin dari makin berkembangnya pasar ekspor. Diketahui, sekitar 40% hingga 50% market JSKY merupakan market ekspor.
Merujuk laporan keuangan JSKY, pada 2020 perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 200,25 miliar. Pendapatan ini turun 47,68% yoy dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 382,76 miliar.
Adapun, JSKY mencetak laba bersih sebesar Rp 6,97 miliar atau turun 59,78% yoy. Pada tahun 2019, laba bersih JSKY sebesar Rp 17,35 miliar.
Baca Juga: Belvin Tannadi Sempat Punya 5,13% Saham JSKY, Investor Ritel Mesti Cermat & Hati-Hati
"Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama dalam menurunnya kinerja keuangan SKYE tahun 2020," kata Direktur Utama JSKY Christopher Liawan kepada Kontan, Selasa (13/7).
Christopher mengungkapkan hingga pertengahan tahun ini, perusahaan masih mampu mencetak profit. Sayangnya, Christopher enggan merinci lebih jauh seputar raihan perusahaan.
"Perseroan masih dapat bertahan mencetak profit hingga pertengahan 2021 dan memiliki potensi pulihnya kinerja keuangan walaupun tidak signifikan," sambung Christopher. Selain mengincar peningkatan pendapatan, JSKY juga menargetkan laba bersih dapat terkerek 20% pada tahun ini.
Christopher mengungkapkan, untuk tahun ini pihaknya berfokus untuk meningkatkan kapasitas pabrik sel surya yang dimiliki. Rencananya, pada Agustus ini JSKY bakal mulai mengoperasikan pabrik sel surya kedua berkapasitas 100 MW.
Baca Juga: Pemerintah setop bangun PLTU mulai 2025, ini kata pemain EBT
Dalam catatan Kontan, pembangunan pabrik panel surya ini menelan belanja modal mencapai Rp 30 miliar.
Selain berfokus pada peningkatan kapasitas, Christopher mengungkapkan investasi tahun ini juga bakal dialokasikan untuk menambah mesin cutting cell dan mesin modul surya lainnya dalam waktu dekat. Sayangnya, Christopher tak merinci lebih jauh besaran alokasi capex untuk tahun ini.
Selain itu, utilitas pabrik pada pertengahan tahun pun kini telah mencapai 80%. "Utilisasi fasilitas pabrik saat ini berada di tingkat 70% hingga 80%," pungkas Christopher.
Selanjutnya: Gaet Pendanaan, Bank Mandiri dan BNI Terbitkan Obligasi Tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News