Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sucofindo (Persero) dan Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan kerjasama kemitraan dalam pengujian produk, khususnya produk hemat energi.
Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Bachder Djohan Buddin, Direktur Utama Sucofindo dan Mohammad Mustofa Sarinanto, Kepala B2TKE di Kawasan Puspitek Serpong, Rabu (5/12).
Bachder mengatakan kerjasama yang dijalin ini merupakan kerja sama untuk membangun hubungan yang berorientasi pada pengembangan bisnis kedua belah pihak terutama dalam bidang pengujian produk dengan metode validasi analisis bersama.
Kerjasama ini, sambungnya, merupakan upaya untuk membangun kemitraan yang berorientasi kepada pengembangan bisnis kegiatan B2TKE dan Sucofindo sehingga memberikan berbagai manfaat bagi kedua belah pihak dan bermanfaat bagi masyarakat umum.
Sebagai tahap awal kerja sama ini yaitu dengan pengujian produk yang mendukung program pemerintah terkait konservasi energi untuk peralatan elektronik hemat energi.
“Sucofindo memiliki laboratorium yang melayani berbagai pengujian mulai dari Laboratorium Kalibrasi serta Teknik dan Mekanik, Laboratorium Minyak, Gas dan Petrokimia, Laboratorium Kimia Lingkungan dan Kimia Umum,” ujarnya Bachder.
Kepala Layanan Jasa & Teknologi B2TKE, Arie Rahmadi dalam acara Energy Partners Day 2018, menyampaikan bahwa Sucofindo dan B2TKE telah bekerjasama dalam berbagai penelitian. “Karena itu kita akan terus berkerjasama untuk mengembangkan riset-riset dan pengembangan beberapa standar mutu yang ada,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id.
B2TKE memiliki laboratorium pengujian berkaitan dengan aspek kelistrikan seperti tes sel surya, inverter dan sistem pada pembangkit listrik tenaga surya, modul fotovoltaik, battery charger regulator (BCR), dan sistem lampu TL DC.
Guna mengembangkan industri elektronika, Kasubdit Industri Elektronika Konsumsi dan Komponen Kemenperin, Agus Kurniawan menyampaikan ada beberapa insentif yang disusun untuk industri elektronika, di antaranya untuk implementasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan penguatan struktur industri dengan mendorong pembangunan industri komponen, pemberian tax holiday atau tax allowance untuk beberapa komponen elektronika.
Selain itu, sambungnya, Kemenperin memberlakukan pemberian bea masuk ditanggung pemerintah (BMDP) untuk industri elektronika misalnya peralatan telekomunkasi, kabel serat optik dan penetapan standar nasional Indonesia (SNI).
Anwar Tahir, Kepala SBU Laboratorium Sucofindo menuturkan laboratorium Sucofindo didukung oleh personil dan tenaga ahli dengan lisensi sertifikat yang diakui secara nasional dan internasional. “Selain itu laboratorium Sucofindo telah mendapatkan akreditasi ISO 17025 dari komite akreditasi nasional (KAN), dan memiliki jaringan laboratorium di 46 titik di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News