Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Setelah mengakuisisi Blok Selat Panjang di Riau April silam, PT Sugih Energy Tbk berharap bisa langsung mendapat pemasukan dari blok migas tersebut. Salah satunya berupa penjualan gas ke pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara di wilayah setempat sebanyak 5 million metric standard cubic feet per day (mmscfd).
Andhika Anindyaguna, Presiden Direktur Sugih Energy mengatakan, pasokan gas tersebut mulai dialirkan ke pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan kapasitas 25 megawatt (MW) mulai Juni 2013. "Juni nanti, pembangkit sudah commisioning (pengujian), harga gas tersebut sebesar US$ 5,7 per million metric british thermal unit (mmbtu) dengan eskalasi 3% per tahun," kata dia, Kamis (16/5).
Seperti diketahui, Sugih Energy menandatangani perjanjian jual beli bersyarat alias conditional sale and purchase agreement (CSPA) dengan PT Bagus Setia Giri dan Dwijaya Surya selaku pemegang 100% saham PT Petronusa Bumi Bakti. Petronusa melalui anak usahanya Petro Selat Ltd punya kepemilikan partisipasi atau participating interest (PI) sebesar 51% di Blok Selat Panjang .
Sugih juga meneken CSPA dengan Demeter Energies Corp, pemilik International Mineral Resources (IMR) yang menguasai Blok Selat Panjang dengan PI 4% saham. Dengan mengakuisisi Petronusa dan IMR, Sugih akan memiliki PI blok tersebut sebesar 55% saham. Sisanya, dimiliki PetroChina International Selat Panjang Ltd. Blok Selat Panjang punya potensi sumber daya 323 juta barel minyak dan 1.455 billion cubic feet (bcf).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News