Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumbawa Timur Mining (STM) mengumumkan hasil uji kandungan logam (assay) dari lubang pengeboran terbaru VHD096; lubang bor vertikal sedalam 2.042,72 meter ke dalam potensi sumber daya mineral Onto.
Temuan terbaru ini mengonfirmasi bahwa sumber daya tembaga-emas Onto meluas hingga lebih dari 500 meter dari titik akhir lubang pengeboran sebelumnya.
Dengan hasil assay yang telah berhasil melewati proses pengujian kualitas yang lengkap, STM dengan antusias melaporkan titik potong (intercept) 1.594,7 meter dengan kadar tembaga 1.00% dan emas 0.40g/t.
Baca Juga: Ini yang Perlu Dituntaskan Sumbawa Timur Mining Sebelum Rancang Rencana Penambangan
Ini termasuk intercept emas yang luar biasa sepanjang 100 meter dengan kadar tembaga 5,99% dan emas 1,11 g/t. Pada Februari lalu STM mengumumukan hasil pengeboran dengan potensi kandungan 1,7 miliar ton sumber daya mineral dengan kadar tembaga 0,89% dan emas 0,49 g/t.
Hasil pengeboran terbaru ini menunjukkan kemajuan signifikan terkait perkiraan sumber daya mineral di Hu’u, Sumbawa. Temuan terbaru ini menguatkan potensi cadangan Onto sebagai potensi mineral kelas dunia. Temuan ini juga menjadikan STM sebagai salah satu produsen tembaga terkemuka di Indonesia.
STM adalah pemilik Kontrak Karya (KK) Proyek Hu'u generasi ke-7 di Provinsi Nusa Tenggara Barat. STM merupakan perusahaan patungan antara Eastern Star Resources Pty Ltd sebesar 80%, anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Vale SA, dan PT Antam Tbk (ANTM) sebesar 20%.
Bede Evans, Presiden Direktur STM, mengungkapkan antusiasme terhadap temuan terbaru. Pasalnya, operasional di site Hu’u sempat melambat karena pandemi virus Corona.
Bede Evans menyatakan, perusahaan telah melakukan sejumlah tindakan pencegahan penularan virus corona pada Maret dan April 2020 dengan melakukan pembatasan sementara operasional proyek.
“Kami sangat antusias dengan hasil dari lubang bor VHD096. Ini merupakan lubang bor yang cukup sulit dan dicapai melalui kerja keras dari tim STM dan kontraktor di lapangan. Ke depan kami akan lebih fokus untuk menilai peluang yang disajikan oleh hasil terbaru ini," ujar Bede dalam siaran pers, Kamis (22/10).
Bersamaan dengan laporan dari lubang bor VHD096, STM juga menerima laporan positif dari hasil pengujian lubang bor VHD091. Ini merupakan lubang bor 1.420,2 meter ke arah bagian barat daya sumber daya mineral Onto dari lokasi pemboran yang sama.
Titik potong lubang bor VHD091 di kedalaman 1.010,2 meter dengan kadar tembaga 1,11% dan emas 0,84 g/t, termasuk intercept sepanjang 318 meter dengan kadar tembaga 1,81% dan emas 1,32 g/t.
Baca Juga: Sumbawa Timur Mining (STM) masih butuh waktu untuk dapat menambang
Bronto Sutopo, Wakil Presiden Direktur STM, menegaskan hasil pengeboran terbaru mencerminkan prospek positif dari proyek Hu’u bagi para pemegang saham.
“Hasil dari lubang bor VHD096 dan VHD091 memberikan banyak peluang bagi STM. Kami yakin hasil ini akan memberikan dasar yang kokoh untuk kelanjutan pengembangan Proyek Hu'u,” ujar Bronto.
Posisi strategis potensi sumber daya mineral Onto dan Proyek Hu'u bagi industri pertambangan di Indonesia baru-baru ini juga diakui dengan anugerah yang diterima STM sebagai Best Exploration Expenditure, Best Discovery dan Best in Class oleh Asosiasi Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dalam acara IAGI Awards 2020. Direktur Operasi STM, James Connolly, menyatakan tiga penghargaan dari IAGI penting bagi kelangsungan proyek Onto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News