Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Setelah setahun terakhir mengembangkan residensial di kawasan Summarecon Emerald Karawang di Karawang, Jawa Barat, PT Summarecon Agung Tbk berencana masuk tahap pengembangan proyek komersial. Perusahaan tersebut mengawali rencana lewat proyek rumah toko (ruko).
Menurut rancang bangun, bakal ada 84 unit ruko di Summarecon Emerald Karawang. Ruko bernama Saphhire Comersial itu terdiri dari empat tipe dengan luas bangunan yang berbeda. Harga jual mulai dari Rp 1,4 miliar per unit.
Tak berbeda dengan pengembang properti lain, Summarecon akan merilis produk di pasar sebelum proyek dibangun. Pada tahap pertama, mereka akan menjajakan 42 unit ruko. "Ini akan diluncurkan pada 12 Agustus mendatang," kata Adrianto P Adhi, Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk kepada KONTAN, Selasa (1/8).
Albert Luhur, Direktur Eksekutif PT Summarecon Agung Tbk menjelaskan, kawasan Summarecon Emerald Karawang merupakan proyek kota mandiri yang fokus pada pembangunan hunian, area komersial dan fasilitas sehari-hari. Summarecon mengembangkan kota mandiri kelima itu sejak tahun 2016.
Alasan Summarecon mengembangkan area komersial di kawasan Summarecon Emerald Karawang karena tingginya geliat bisnis di kawasan tersebut. Lokasi yang dekat dengan akses tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Cikampek II (elevated) dan keretaapi, juga menjadi pertimbangan perusahaan berkode dagang SMRA di Bursa Efek Indonesia itu.
Dalam laporan keuangan Summarecon, proyek komersial masuk dalam kategori pengembang properti dan properti investasi. Dus, sumber pendapatan dari proyek komersial berupa penjualan maupun pendapatan berulang alias recurring income.
Sementara hingga 30 Juni 2017, pendapatan dari pengembang properti mendominasi hingga Rp 1,75 triliun atau setara 65,29%. Sisa kontribusi pendapatan berasal dari properti investasi dan lain-lain.
Jenis properti yang menyumbang pendapatan terbesar dalam kategori pengembangan properti adalah proyek apartemen yakni
Rp 926,69 miliar. Sementara kontributor pendapatan terbesar dalam kategori properti investasi adalah mal dan ritel, yakni Rp 620,29 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News