kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Super Air Jet mungkin akan mengisi rute maskapai yang sudah tutup


Minggu, 27 Juni 2021 / 21:41 WIB
Super Air Jet mungkin akan mengisi rute maskapai yang sudah tutup
ILUSTRASI. Maskapai Super Air Jet.


Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum lama ini, calon maskapai baru Super Air Jet (SAJ) mengantongi izin operasional dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Maskapai yang disebut-sebut berbiaya murah atau low cost carrier ini akan segera melayani peberbangan komersial di tanah air.

Seperti yang dikutip dari laporan Kontan.co.id sebelumnya, maskapai yang memiliki hubungan dengan grup maskapai terbesar di Indonesia, yakni Lion Air Grup tersebut sudah memenuhi semua persyaratan untuk mendapatkan Sertifikat Operator Udara (AOC), yang merupakan persetujuan akhir guna melayani penerbangan komersial.

Analisi Penerbangan Arista Atmadjati melihat, peluncuran SAJ merupakan skenario dari Lion Air Grup untuk mengisi rute beberapa maskapai yang sudah kolaps.

"Seperti Kal Star Aviation, PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air), PT Transnusa Aviation  Mandiri dan PT Whitesky Aviation itu beberapa contohh maskapai yang hilang," kata Arista kepada Kontan.co.id, Minggu (27/6).

Baca Juga: Maskapai baru Super Air Jet kantongi izin operasional dari Kemenhub

Lion Air Grup memilih tidak menambah armada, melainkan memilih untuk meluncurkan maskapai baru bernama Super Air Jet.

“Kenapa Lion Air Grup tidak menambah armada? Ya itu alasannya bisnis strategi dari Lion Grup membuat SAJ,” lanjutnya.

Selain sebagai strategi bisnis perusahaan, meluncurkan maskapai SAJ juga dilatarbelakangi oleh prospek industri penerbangan yang masih memiliki masa depan cukup menjanjikan. Hal itu lantaran, geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan sehingga masih membutuhkan logistik antar pulau.

"Lagi pula data menunjukkan yang naik pesawat baru 120 juta orang sedangkan 150 juta lainnya belum pernah naik pesawat. Ini peluang di di masa depan," imbuhnya.

Selanjutnya: Tak lama lagi, maskapai baru Super Air Jet melayani penerbangan komersial tanah air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×