kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Superkrane (SKRN) alokasikan belanja modal Rp 131 miliar- Rp 150 miliar tahun depan


Senin, 16 Desember 2019 / 19:49 WIB
Superkrane (SKRN) alokasikan belanja modal Rp 131 miliar- Rp 150 miliar tahun depan
ILUSTRASI. PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) terus berupaya memperkuat posisinya di pasar jasa penyewaan krane


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) terus berupaya memperkuat posisinya di pasar jasa penyewaan krane. Rencananya, SKRN akan mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 131 miliar - Rp 150 miliar pada tahun depan untuk memperbanyak jumlah krane ataupun alat berat lain.

Sebanyak 20%-30% dari dana belanja modal tersebut akan mengandalkan sumber pendanaan internal SKRN. Sementara itu, sekitar 70%-80% sisanya akan memanfaatkan sumber pendanaan eksternal.

Sekretaris Perusahaan Superkrane Mitra Utama Eddy Gunawan memperkirakan, dana capex yang dianggarkan akan dipergunakan untuk membeli 13 alat berat dengan rincian 10 krane, 1 prime mover, dan 2 multi axle.

Baca Juga: Hingga tutup tahun, Superkrane (SKRN) targetkan pendapatan mencapai Rp 700 miliar

“Cuma alat-alat ini tentu kita sesuaikan dengan pasar, informasi ini bisa berubah,” jelas Eddy ketika ditemui usai paparan publik pada Senin (16/12).

Sebelumnya, emiten yang yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi dan penyewaan ini memang gencar menambah jumlah alat berat yang dimiliki. Per Desember 2018, SKRN memiliki sebanyak 320 alat berat.

Pada perkembangan selanjutnya, SKRN kembali menambah jumlah kepemilikan alat berat sebanyak 22 alat berat di sepanjang Januari - November 2019. Agenda penambahan tersebut memanfaatkan sebagian besar capex tahun 2019 sebesar Rp 70 miliar yang saat ini sudah terserap sepenuhnya. Dengan demikian, SKRN tercatat sudah memiliki sebanyak 342 alat berat per November 2019.

Dengan adanya penambahan tersebut, SKRN berniat mempertahankan atau bahkan meningkatkan penguasaan pasar alias market share di pasar jasa penyewaan krane. Berdasarkan data perkembangan terakhir, SKRN mengklaim telah menguasai penguasaan pasar sebesar 27% di pasar krane berjenis critical lifting crane.

Maklum saja, saat ini jasa penyewaan krane memang menjadi lini bisnis utama SKRN. Pada sembilan bulan pertama 2019 saja misalnya, seluruh pendapatan SKRN sebesar Rp 553,57 miliar semata-mata berasal dari usaha penyewaan krane. Padahal, sebelumnya segmen usaha jasa konsturksi berkontribusi sebesar Rp 46,65 miliar atau setara dengan sekitar 10,37% dari pendapatan di sepanjang Januari - September 2018.

Baca Juga: Penyewaan krane SKRN di semester II-2019 tidak sebanyak awal tahun

Eddy tidak memungkiri, margin laba bersih yang dihasilkan dari segmen usaha jasa penyewaan krane memang realtif lebih besar bila dibandingkan dengan segmen usaha jasa konstruksi. Namun demikian, ia menegaskan SKRN tetap menerima permintaan jasa konstruksi menyesuaiakan kondisi permintaan yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×