Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Supreme Energy terus fokus pengembangan pembangkit listrik geotermal. Saat ini mereka fokus menggarap proyek di tiga wilayah kerja (WK) panas bumi, yaitu WK Gunung Rajabasa, WK Rantau Dedap dan WK Muara Laboh. Guna menggarap proyek ini, Seupreme menyiapkan anggaran belanja modal sebesar US$ 150 juta.
Nisriyanto, Vice President Business Strategy and Development Supreme Energy menjelaskan, Untuk mengembangkan tiga proyek itu pihaknya mengalokasikan belanja modal US$ 150 juta.
Adapun perincian penggunaan dana belanja modal sebesar US$ 80 juta akan dipakai untuk menyelesaikan aktivitas eksplorasi di WK Rantau Dedap. Berikutnya dana sebesar US$ 20 juta untuk pembangunan konstruksi sipil dan eksplorasi di WK Muara Laboh dan US$ 50 juta dipakai pembangunan konstruksi sipil WK Gunung Rajabasa.
Nah, dalam waktu dekat Supreme akan memulai pekerjaan sipil berupa pembangunan jalan dan dermaga di Gunung Rajabasa Lampung. Proyek ini jalan setelah memperoleh Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari Kementerian Kehutanan pada 24 April 2014 yang lalu.
Setelah mendapatkan kepastian izin, Supreme langsung menandatangani kontrak dengan kontraktor yang bakal mengerjakan konstruksi sipil untuk eksplorasi. "Kontraktor sudah ada dan sudah kami finalisasi, semua sudah siap," ungkap Nisriyanto kepada KONTAN, Kamis (5/6).
Rencananya Supreme Energy akan membangun dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Gunung Rajabasa berkapasitas masing-masing 110 Megawatt (MW). Investasi untuk dua unit PLTP tersebut mencapai US$ 700 juta–US$ 800 juta. Proyek PLTP ini dikerjakan oleh konsorsium Supreme Energy, Sumitomo Corporation, dan GDF Suez. Supreme menargetkan proyek ini bisa kelar pada tahun 2016.
Selain di Gunung Rajabasa, Supreme Energy juga memiliki proyek di Rantau Dedap, Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Di proyek ini , Supreme Energy sedang melanjutkan kegiatan eksplorasi. "Kami sedang menyelesaikan pengeboran ke lima sampai ke tujuh. Selain itu, perusahaan juga sedang membangun konstruksi sipil di wilayah Rantau Dadap ini," ujar dia.
Disamping dua konsesi panas bumi itu, Supreme Energy juga sedang mengembangkan potensi panas bumi di wilayah kerja Muara Laboh, Kabupaten Soloj Selatan, Sumatra Barat. Saat ini perusahaan masih melakukan kajian studi kelayakan proyek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News