kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Surplus beras 2 bulan diramal capai 1,6 juta ton


Senin, 18 Mei 2015 / 11:31 WIB
Surplus beras 2 bulan diramal capai 1,6 juta ton
ILUSTRASI. Ucapan Hari Artileri Nasional 2023.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan) menghitung, selama dua bulan (sejak Mei sampai Juni), akan ada produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 12,39 juta ton. Kemtan optimis akan ada surplus produksi mencapai 1,6 juta ton beras selama dua bulan.

Panen selama Mei hingga Juni di 33 provinsi diperkirakan akan mencapai 12,39 juta ton. Rinciannya pada Mei produksi sebesar 6,41 juta ton. Lalu, Juni sebesar 5,98 juta ton dengan total luas areal panen sebesar 2,4 juta hektare (ha).

Hitungannya, delapan provinsi yakni: Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat menjadi provinsi paling tinggi produksinya. Selama dua bulan, produksi pada delapan provinsi bisa diatas 500.000 ton.

Dari produksi 12,39 juta ton GKG maka beras yang tersedia selama Mei hingga Juni diperkirakan mencapai 6,96 juta ton beras. Jika kebutuhan beras selama dua bulan sebesar 5,34 juta ton. Maka, masih ada surplus beras sebesar 1,6 juta ton beras.

Hasil Sembiring, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kemtan mengatakan, meski di atas kertas ada surplus beras, namun, semuanya tergantung dari langkah Bulog dalam menyerap panen petani. "Karena Bulog bersaing dengan pihak swasta jadi sulit mereka bisa maksimal. Meski beras cukup tapi harganya mahal itu karena diserap pihak swasta," tandas Hasil pada Senin (18/5).

Namun, Hasil optimis kerjasama dengan instansinya dan Bulog dalam Tim Pemantau Panen, Harga dan Penyerapan Gabah/Beras akan memaksimalkan tugas Bulog menyerap gabah.

Sebagaimana diketahui, Tim Pemantau Panen, Harga dan Penyerapan Gabah sedang melakukan pemantauan di lapangan. Hasilnya, delapan provinsi tersebut membeli harga gabah di tingkat petani di bawah harga pokok pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 2.600 sampai Rp 3.500 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×