Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Asnil Amri
HO CHI MINH. Lewat PT Syngenta Indonesia, produsen benih dan obat hama tanaman asal Swiss, Syngenta AG, akan menggarap pasar jagung dan padi di Indonesia. Populasi penduduk yang besar dan lahan yang menunjang pertanian jadi alasan Syngenta terus berekspansi di Indonesia.
Di sela-sela acara Syngenta Media Workshop yang berlangsung pada 29-30 Oktober 2012 di Ho Chi Minh, Vietnam, Region Head Crop Protection Syngenta Asia Pacific, Andrew Guthrie, mengatakan, pihaknya membidik tiga wilayah yang dianggap memiliki potensi pasar besar, yaitu Jawa, Sumatera, dan Indonesia Timur. "Banyak yang kami invetasikan, sampai jutaan dollar," katanya kepada KONTAN.
Dia mencontohkan, salah satu ekspansi yang sudah dilakukan Syngenta adalah pembangunan pabrik benih jagung di Pasuruan, Jawa Timur, yang beroperasi akhir 2011. Pabrik dengan nilai investasi US$ 26 juta tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 5.700 metrik ton (mt). Di Indonesia, Syngenta sendiri sudah beroperasi sejak 2001.
Andrew berharap, tahun depan penjualan benih mereka di Indonesia akan meningkat dobel digit. Apalagi selain pasar menunjang, iklim investasi juga mendapat dukungan Pemerintah Indonesia.
Tantono Subagyo, Regulatory & Corporate Affair Advisor Syngenta Indonesia, menambahkan, tahun ini Syngenta Indonesia menargetkan produksi benih jagung sekitar 5.000 ton sampai 6.000 ton dari tahun lalu, sekitar 5.000 ton. Selain menjual ke pasar domestik, Syngenta Indonesia juga mengekspor benih jagung ke beberapa negara seperti Vietnam.
Peningkatan produksi benih jagung ini akan dilakukan setelah pabrik produksi di Pasuruan beroperasi penuh. Berdiri di lahan seluas 10 hektare (ha), selain memproduksi benih jagung, pabrik ini juga menghasilkan benih cabai dan tomat. "Produksinya masih sedikit," ujar Tantono.
Jagung jenis hibrida masih mendominasi produksi benih Syngenta Indonesia. Untuk benih hortikultura lain, produksinya masih di bawah 10% dari kapasitas produksi.
Pada 2011, kontribusi pendapatan perusahaan ini dari penjualan benih jagung mencapai 15%, sedangkan 75% yang lain ditopang dari penjualan produk pestisida, dan sisanya produk benih lainya.
Syngenta juga punya varietas jagung dan padi hibrida. Andrew mengklaim, benih hibridanya bisa meningkatkan panen 20%-30% dibandingkan padi biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News