kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kebutuhan benih jagung melambung


Jumat, 03 Februari 2012 / 10:55 WIB
Kebutuhan benih jagung melambung
ILUSTRASI. Bitcoin. REUTERS/Anton Vaganov


Reporter: Handoyo |

JAKARTA. Produksi jagung lokal yang masih rendah memberi potensi pasar cukup besar pada industri benih. Potensi itu semakin terdorong oleh program diversifikasi pangan selain beras dan permintaan pakan ternak.

Potensi besar inilah yang kemudian membuat PT Syngenta Indonesia berusaha memacu produksi benih jagung mencapai 1.000 ton menjadi 6.000 ton tahun ini. "Prospek bisnis benih hortikultura, khususnya jagung masih sangat terbuka lebar," kata Tantono Subagyo, Regulatory & Corporate Affair Advisor PT Syngenta Indonesia kepada KONTAN, Kamis (2/1).

Tahun lalu Syngenta mampu memproduksi 5.000 ton benih. Perusahaan yang menjadi bagian dari Syngenta AG di Swiss ini resmi berdiri sejak 1 November 2001 sebagai hasil penggabungan usaha antara PT Novartis Agro Indonesia dan PT Zeneca Agri Products Indonesia.

Untuk memperkuat lini bisnis benih hortikultura, perusahaan telah membangun pabrik benih di Pasuruan, Jawa Timur. Dengan nilai investasi total mencapai Rp 250 miliar, Tantano berharap pabrik benih itu bisa beroperasi pada Maret 2012.

Dia menambahkan, pabrik baru itu adalah pemindahan dan perluasan pabrik di Jember, Jawa Timur. Selain benih jagung, nantinya pabrik ini juga akan menghasilkan benih hortikultura lain, seperti benih cabai dan tomat. "Tapi produksinya masih sedikit," ujar Tantono.

Tanpa mengatakan nilai detailnya, Tantono mengatakan kalau kontribusi pendapatan dari produksi benih jagung mencapai 15%. Sedangkan 75% yang lain ditopang dari penjualan produk pestisida.

Pasar ekspor

Selain pasar domestik, benih jagung produksi Syngenta juga diekspor ke Vietnam. Tantano menguraikan, volume ekspor benih jagung ke Vietnam mencapai 33% atau 1.650 ton dari total produksi benih jagung tahun lalu.

Tak hanya Syngenta yang menikmati untung dari bisnis benih jagung. Glenn Pardede, Managing Director PT East West Seed Indonesia mengatakan, penjualan bibit jagung tahun lalu mencapai 200 ton. Untuk tahun ini, "Kami memperkirakan bisa meningkat 30%-40%," katanya.

East West Seed selain memproduksi benih jagung juga benih sayuran. Dengan total produksi benih mencapai 3.000 ton sampai 4.000 ton per tahun, sebanyak 10%-15% merupakan benih jagung manis.

Hingga saat ini East West Seed mampu mengembangkan empat varian bibit jagung, yakni bonanza, bonanza 2, lambada, dan kumala. Untuk jenis kumala, sejak 2009 sudah dipasarkan di wilayah timur Indonesia seperti Kupang. "Kita akan kembangkan di Jawa," katanya. Harga benih jagung East West Seed mencapai Rp 300.000 per kg.

Kebutuhan benih jagung manis juga cukup banyak. Menurut Glenn, total kebutuhan bibit jagung manis sebanyak 500 ton-600 ton pada 2011, Indonesia masih mengimpor impor 250 ton. Sedangkan sebanyak 41,66%-50% atau 250 ton-350 ton diproduksi lokal.

Sedangkan Syngenta Indonesia telah memproduksi empat varian benih jagung, yaitu varietas NK 22, NK 33, NK 99, NK 6326 dan NK 6325. "NK 6326 merupakan varietas terbaru yang mampu bertahan dari serangan virus bule," ujar Tantono berpromosi.

Virus bule atau downy mildew adalah penyakit yang menyerang tanaman jagung. Tanaman jagung yang terserang virus ini daunnya akan menguning, kering, dan mati. Berbeda dengan wereng, hama ini lebih cepat menular dan menyerang.

Anton Supit, Ketua Umum Dewan Jagung Nasional mengatakan, pengembangan bibit jagung unggul atau hibrida memberikan kontribusi besar bagi peningkatan produktivitas kebun jagung. "Sayang sampai saat ini produktivitas jagung lokal masih kalah jauh dibanding dengan tanaman jagung asal Amerika Serikat (AS)," katanya.

Dia menerangkan, produksi kebun jagung di Amerika Serikat bisa mencapai 9,9 ton sampai 10 ton per hektare (ha). Namun kebun jagung lokal saat ini rata-rata hanya mampu menghasilkan sekitar 5 ton per ha. Padahal, menurut Anton, idealnya lahan perkebunan jagung lokal bisa mencapai 7 ton sampai 8 ton per hektare. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×