CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Syngenta Indonesia Resmi Luncurkan Jagung Bioteknologi


Rabu, 28 Februari 2024 / 11:36 WIB
Syngenta Indonesia Resmi Luncurkan Jagung Bioteknologi
ILUSTRASI. PT Syngenta Indonesia resmi meluncurkan NK Pendekar Sakti, jagung bioteknologi pertama di Indonesia.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Syngenta Indonesia resmi meluncurkan dan memasarkan NK Pendekar Sakti, jagung bioteknologi pertama di Indonesia. Varietas ini toleran terhadap Herbisida Glifosat dan sekaligus tahan terhadap Ulat Penggerek Batang (Asian Corn Borer/Ostrinia furnacalis). 

Presiden Direktur Syngenta Indonesia Kazim Hasnain mengatakan, pihaknya mendukung pemerintah dengan berupaya menjamin kemandirian pangan, kesejahteraan pedesaan dan efisiensi tenaga kerja di bidang pertanian. “Kami senang dapat berperan dengan memperkenalkan benih jagung bioteknologi,” kata dia dalam keterangan resminya, Rabu (28/2).

Dia menjelaskan, lewat keunggulan yang dimiliki jagung bioteknologi itu maka petani mendapatkan tiga manfaat sekaligus. Pertama, midah dalam merawat tanaman dari Gulma dan Serangan Hama Penggerek Batang. 

Kedua, Murah  dalam biaya usaha tani, karena lebih sedikit menggunakan pestisida dan juga biaya tenaga kerja. Ketiga, meningkatkan hasil  karena kehilangan hasil dari kompetisi nutrisi antara gulma dan jagung serta kerusakan dan penurunan hasil panen akibat serangan hama penggerek batang dapat dihindari secara bersamaan.

Direktur Perbenihan anaman Pangan Kementrian Pertanian Yudi Sastro, mengatakan benih unggul bermutu merupakan komponen utama dalam usaha budidaya tanaman yang secara nyata memberikan kontribusi yang cukup dominan dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman.   

Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Pangan Pokok Beras, Gula Hingga Jagung Kompak Naik

”Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung pada tahun 2024 dapat mencapai 16,56 juta ton atau meningkat jika dibandingkan 2023 yaitu sekitar 14,46 juta ton atau setara 1,15%. Untuk mendukung peningkatan produksi tersebut Pemerintah mendukung pengembangan benih jagung varietas unggul baru,” kata dia

Dia bilang, pemanfaatan benih bioteknologi mampu meningkatkan produksi pertanian dan mengurangi biaya dalam usaha budiaya tanaman.   Sejak tahun 2021 hingga kini, Kementerian Pertanian sudah melepas 8 varietas jagung hibrida bioteknologi yang telah melewati serangkaian sertifikasi ketahanan pangan, pakan, dan lingkungan sehingga dapat dipastikan keamanan produk tersebut.

Yudi menjelaskan, jagung hibrida bioteknologi memiliki potensi produksi berkisar 10,6 – 14,04 ton/ hektar (ha). Varietas ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dengan pencapaian potensi hasil panen, tanaman yang tahan terhadap hama dan adaptif terhadap iklim di Indonesia. 

Sementara itu, Fauzi Tubat, Seed Business Head Syngenta Indonesia menjelaskan bahwa Syngenta Indonesia sudah lebih dari 20 tahun menghasilkan benih berkualitas serta membantu petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan terus melakukan inovasi berkelanjutan dalam memberikan solusi yang terbaik termasuk dalam penyediaan benih berkualitas. 

 Kebutuhan pakan untuk menghasilkan protein hewani akan meningkat seiring dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia mencapai 318 juta pada 2045. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sekitar 62 juta ton jagung per tahun. Produksi jagung ditargetkan mencapai 70 juta ton sehingga diharapkan akan ada surplus 8 juta ton untuk diekspor. 

Baca Juga: Kementan Beri Bantuan Benih untuk 2 Juta Hektare Padi dan Jagung

Untuk mencapai jumlah tersebut, kata Fauzi,  luas panen minimal rata-rata produksi jagung nasional harus mencapai 7-8 ton per hektare. Pada saat itu nilai uang yang berputar di industri ini diperkirakan akan mencapai Rp 350 Triliun. 

“Industri jagung memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan yang sangat besar. Namun, di sisi lain, juga terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi seperti alih fungsi lahan, ketersediaan pupuk, ancaman penyakit dan perubahan iklim. Jagung bioteknologi adalah salah satu kunci menjawab tantangan sekaligus menjadi jalan meraih potensi besar tersebut,” tutur Fauzi. Ia menyebut, potensi peningkatan hasil panen dari jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda ini berkisar 10% dibandingkan benih non bioteknologi. 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×