Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Tahun depan tampaknya bakal menjadi tahun ekspansi sejumlah korporasi. Tak terkecuali produsen farmasi PT Kimia Famra Tbk (KAEF).
Perusahaan plat merah ini bertekad untuk bisa segera membangun pabrik baru di awal 2015 nanti. Untuk itu, Kimia Farma siap mengucurkan mengucurkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 600 miliar tahun depan. "Capex tahun depan sudah kami hitung, kira-kira mencapai Rp 550 miliar sampai Rp 600 miliar.
Sebagian besar akan dialokasikan untuk membangun pabrik baru," kata Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman kepada KONTAN, Kamis (20/11).
Adapun, sumber pendanaan akan berasal dari kas internal juga pendanaan eksternal. Pendanaan eksternal bisa berasal dari pinjaman perbankan. Namun, Rusdi masih belum bisa memberikan rencana detail soal pendanaan eksternal tersebut.
Sejatinya, Kimia Farma berencana membangun pabrik baru farmasi yang berlokasi di Banjaran, Bandung, Jawa Barat, pada tahun ini juga. Namun, akibat ada hajatan pemilihan umum (pemilu) legislatif dan eksekutif pada pertengahan tahun ini membuat manajemen perusahaan ini harus berhitung ulang tentang rencana investasi tersebut.
Rusdi bilang, kebutuhan pabrik baru adalah hal yang mendesak bagi KAEF. Pasalnya, pabrik baru ini bakal menggenjot jumlah produksi obat. Pihaknya menyadari kebutuhan akan obat di tahun mendatang akan semakin besar karena sudah mulai berjalannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sekaligus program Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Ia menilai keberadaan dua program jaminan kesehatan ini secara otomatis bakal mendongkrak kebutuhan obat-obatan. Terutama obat generik. "Kami perlu pabrik baru untuk bisa memenuhi permintaan obat generik nantinya. Pabrik baru ini bisa meningkatkan kapasitas produksi jadi tiga kali lipat," tutur Rusdi.
Ia menghitung, bila tidak ada perubahan desain dan material bangunan, nilai investasi membangun pabrik di Banjaran ini bisa mencapai Rp 400 miliar. Targetntya, pembangunan perdana alias ground breaking diharapkan bisa terlaksana pada awal 2015 nanti.
Ekspansi apotek serta klinik
Saat ini, pasokan obat KAEF masih berasal dari pabrik yang terletak di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pada tahun ini, perseroan ini telah anggarkan dana untuk meningkatkan kapasitas produksi di Pulo Gadung sebesar 1,5 kali lipat. Sehingga kapasitas produksi pabrik tersebut bisa mencapai 3 miliar tablet per tahun.
Sedangkan sisa belanja modal KAEF yang sebesar Rp150 miliar sampai Rp 200 miliar akan dialokasikan untuk membangun apotek dan klinik Kimia Farma.
Tahun depan, produsen farmasi ini berencana menambah sebanyak 100 apotek serta 100 klinik anyar. "Setiap tahun kami akan membuka sekitar 100 klinik dan 100 apotek yang memiliki konsep dan mendukung keberadaan program SJSN," ujarnya.
Meski sudah mengungkapkan rencana bisnisnya, Rusdi masih belum bisa mengungkapkan besaran target pendapatan untuk tahun depan. "Untuk target pendapatan tahun depan masih kami hitung. Kami harus memasukan proyeksi inflasi dan BI rate yang baru naik, juga fluktuasi nilai kurs," ungkapnya.
Hingga kuartal III-2014, KAEF telah meraup pendapatan Rp 3,07 triliun, atau tumbuh 9,27% secara year on year (yoy) dari Rp 2,81 triliun. Laba tahun berjalan tumbuh 19,03% yoy dari Rp 121,94 miliar jadi Rp 145,14 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News