Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pelaku bisnis agen perjalanan wisata masih optimistis bisa meraup pertumbuhan usaha di tahun ini. Meski harga-harga bahan pokok dan tarif kebutuhan lainnya seperti listrik meningkat, namun kebutuhan berwisata di masyarakat masih tetap kuat.
Anthony Akili, Presiden dan CEO Smailing Tour and Travel Services mengatakan, program 10 destinasi wisata dari Kementerian Pariwisata bisa mendongkrak minat wisatawan. Destinasi wisata non Bali atau Yogyakarta sebenarnya sudah memiliki peminat. Namun, menurutnya akan memiliki lompatan besar, jika pemerintah bisa membangun infrastruktur menuju kawasan wisata.
Tahun ini, Smailing Tour membidik pertumbuhan usaha minimal 15%. Hal itu tetap bertumpu dengan situasi keamanan, nilai tukar, dam pertumbuhan negara yang stabil. Sekitar 75% dari total pendapatan didapat dari wisatawan outbound atawa turis lokal yang berplesir ke luar negeri.
"Untuk dalam negeri, lokasi wisata yang peminatnya besar saat ini ada di Pulau Komodo, Raja Ampat, dan Lombok," imbuhnya.
AB Sadewa, Vice President Brand and Communication PT Panorama Sentrawisata Tbk juga merasa cukup optimistis, khususnya untuk pasar domestik, sepanjang kondisi keamanan di dalam negeri tetap kondusif. "Mungkin akan tertahan dengan adanya pilkada serentak di kuartal-I," terangnya kepada KONTAN, Kamis (12/1).
Dia juga berharap, program 10 destinasi unggulan dari pemerintah itu sudah siap dari berbagai sisi, mulai dari objek wisata, akses, dan fasilitas. Semua stakeholder termasuk industri pun bertanggung jawab langsung dalam pengembangan tersebut. "Namun, juga ada yang belum," tambahnya.
Panorama menilai, meski ada beberapa tekanan yang terjadi pada pasar domestik, kebutuhan berwisata tetap tidak sepi peminat. "Mungkin malah mempengaruhi industri khususnya perhotelan, dan restoran," ujar Sadewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News