Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) berniat mengerek produksi batubaranya naik 10%-20% tahun ini. Salah satu caranya dengan memaksimalkan hasil produksi dari tambang yang dikelola anak usahanya, yakni PT Trisensa Mineral Utama.
Saat ini, angka realisasi produksi tahun 2013 belum keluar. Namun, perusahaan batubara milik mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Pandjaitan itu memperkirakan, angkanya masih sesuai target semula, yakni berkisar antara 5,8 juta ton sampai 6,4 juta ton.
Dengan asumsi pertumbuhan produksi antara 10%-20% dan produksi 2013 antara 5,8 juta ton sampai 6,4 juta ton, artinya tahun 2014, Toba Bara bisa memproduksi batubara antara 6,38 juta ton hingga 7,68 juta ton.
Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2012 lalu, Toba Bara memproduksi 5,6 juta ton batubara. Angka ini meningkat 8% dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 5,2 juta ton.
Nah, untuk mencapai target produksi di 2014, Toba Bara berniat menggenjot produksi tambang PT Trisensa Mineral Utama. Maklum saja, selama ini, tambang batubara yang dikelola Trisensa memang belum berproduksi secara maksimal. Hingga sembilan bulan pertama 2013, produksi dari konsesi Trinsesa di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, cuma 0,5 juta ton.
Di sisi lain, dua anak usaha Toba Bara yang lain, yaitu PT Adimitra Baratama Nusantara dan PT Indomining mampu menghasilkan batubara lebih banyak. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama, Adimitra mampu memproduksi batubara sebanyak 3,1 juta ton, dan Indomining sebanyak 1 juta ton.
Namun hal ini bisa dimaklumi. Pasalnya, produksi perdana Trisensa baru dimulai akhir 2011. Pengembangan Indomining dan Adimitra masing-masing sudah dimulai sejak 2007 dan 2008.
Untuk mencapai target produksi tersebut, pada tahun 2014, Toba Bara berencana mengalokasikan belanja modal berkisar antara US$ 8 juta-US$ 15 juta. "Belanja modal ini akan digunakan untuk eksplorasi, pembebasan lahan, dan maintenance," kata Investor Relations Toba Bara Sejahtra, Iwan Sanyoto kepada KONTAN, Selasa (21/1).
Namun, Iwan tidak memaparkan soal angka volume penjualan Toba Bara di 2014. Yang jelas, ia menyebut, angkanya tidak jauh berbeda dengan prediksi angka produksi antara 6,38 juta ton hingga 7,68 juta ton.
Jika target tersebut bisa direalisasikan, Toba Bara yakin bisa mencapai pendapatannya bisa tumbuh tahun ini, meskipun rata-rata industri batubara sedang menghadapi tekanan akibat harga jual yang landai. Proyeksinya, kata Iwan, pendapatan mereka bisa naik antara 15%-20% (year-on-year) di tahun 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News