kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Tak ada peremajaan, produksi rempah terus turun


Jumat, 06 Oktober 2017 / 11:09 WIB
Tak ada peremajaan, produksi rempah terus turun


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mimpi pemerintah untuk kembali mengangkat kejayaan produksi rempah-rempah nusantara tampaknya masih jauh dari kenyataan. Pasalnya, hingga kini produksi komoditas rempah-rempah terus anjlok sekitar 30% hingga 50%. Penurunan produksi rempah-rempah ini terjadi karena pemerintah tidak melakukan peremajaan dan intensifikasi kebun rempah.

Ketua Umum Dewan Rempah Indonesia (DRI) Gamal Nasir mengatakan, umur tanaman rempah-rempah Indonesia saat ini rata-rata sudah uzur. Hal itu terjadi karena belum ada program peremajaan dan intensifikasi tanaman dari pemerintah. "Sampai saat ini, petani-petani baru sekadar melakukan pemupukan dan pemeliharaan tanaman secara pribadi dan untuk sebagian kecil saja," ujar Gamal kepada KONTAN, Kamis (5/10).

Menurut Mantan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) ini, sebenarnya minat petani untuk menanam tanaman rempah-rempah masih tinggi karena harganya yang tinggi. Apalagi produk rempah nusantara banyak diminati di pasar ekspor. Ia mengambil contoh komoditas rempah seperti pala, lada, dan cengkeh yang masih diekspor ke negara lain.

Gamal menambahkan, ia juga belum tahu kelanjutan program Kemtan yang pernah menyebutkan menyiapkan anggaran sebesar Rp 5,5 triliun untuk pembelian bibit rempah. "Saya belum tahu persis berapa besar dananya, kita tunggu saja bagaimana ke depannya," imbuh Gamal.

I Ketut Budiman, Sekjen Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) meminta pemerintah agar membuka diversifikasi pasar rempah seperti cengkeh. Sebab pada saat ini cengkeh hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri rokok. Kalau nanti produksi over supply maka harganya bisa jatuh.

"Lebih baik diadakan studi untuk melihat cengkeh bisa digunakan untuk apa lagi. Sebab cengkeh bisa untuk makanan, farmasi, dan kosmetik walau jumlahnya masih sedikit," tuturnya.

Namun menurut Abdul Azis Sosek, Kasubdit Lada, Pala, Cengkeh Kementerian Pertanian (Kemtan). Pihaknya saat ini sudah fokus meningkatkan produksi pala, lada, dan cengkeh, serta komoditas spesifik lokal seperti vanili, gambir, dan kayu manis. "Bisa melalui kegiatan intensifikasi, rehabilitasi, perluasan, dan peningkatan mutu, pemberdayaan kelembagaan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×