kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak Cuma Peluang, Pengembangan Wisata Medis di Indonesia Juga Jadi Tantangan


Jumat, 22 Juli 2022 / 19:36 WIB
Tak Cuma Peluang, Pengembangan Wisata Medis di Indonesia Juga Jadi Tantangan
ILUSTRASI. PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation sebagai Holding RS BUMN mengakui pengembangan wisata medis atau medical tourism menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri rumah sakit.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation sebagai Holding Rumah Sakit BUMN mengakui pengembangan wisata medis atau medical tourism menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri rumah sakit.

Pjs Corporate Secretary Pertamedika Indonesia Healthcare Corporation Sari Narulita mengatakan, medical tourism menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri kesehatan di Indonesia. Setiap tahunnya sebanyak kurang lebih 2 juta penduduk Indonesia berobat ke luar negeri menghabiskan sekitar Rp 97 triliun.

Sari melihat ini menjadi peluang tersendiri apabila dana yang cukup besar tersebut kembali terserap ke pasar domestik.

“Namun di sisi lain, kami juga punya tantangan untuk menghadirkan layanan kesehatan dengan standar internasional agar masyarakat bisa mempercayakan pengobatan di Indonesia tanpa harus pergi ke luar negeri,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (22/7).

Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) Kembangkan Wisata Medis di Jakarta, Medan, dan Denpasar

Menurutnya, kunci utama dalam medical tourism adalah dengan mengedepankan layanan dengan teknologi tingkat tinggi dan standar layanan kelas dunia. Peluang tersebut coba diwujudkan dengan membangun Bali Internasional Hospital dengan didampingi Mayo Clinic sebagai consulting design dalam proyek ini.

Sari menyebutkan, rumah sakit tersebut akan berada di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan yang menghadirkan layanan serta penggunaan teknologi kedokteran terbaik yang terintegrasi dengan healthcare lainnya. Kemudian ada juga hotel dan resort sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara maupun masyarakat lokal yang ingin merasakan pengalaman medical tourism.

“Pada bulan Juni lalu, kami melakukan ground breaking sebagai bentuk pengembangan layanan geriatric berupa Senior Living dan Senior Care di salah satu rumah sakit yang berada di bawah naungan IHC, yaitu RSU Bhakti Husada yang berlokasi di Banyuwangi,” kata dia.

Sari bilang, sarana hospitality khusus senior tersebut akan menjadi salah satu bentuk dukungan terhadap medical tourism yang diharapkan mampu menarik masyarakat untuk bisa menikmati layanan kesehatan yang khusus diperuntukan bagi kalangan lansia.

Dengan didukung fasilitas penunjang lengkap seperti activity daily living support, wellness program (gym, game, cooking class, yoga, sport, fishing, program religi, bakti sosial, music, dancing, craft), dan Integrasi layanan rumah sakit (MCU, cronic disease monitoring and terapeutic, dental cosmetic, skin care).

Sebagai informasi, saat ini Indonesia Healthcare Corporation sebagai Holding Rumah Sakit BUMN telah menaungi 74 rumah sakit dan 144 klinik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Kemenkes: Ada 12 Rumah Sakit Kantongi Persetujuan Pengembangan Medical Tourism

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×