Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mempertanyakan langkah impor beras dalam memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 1 juta ton.Sebelumnya CBP yang disimpan Bulog ditargetkan pada angka 1 juta hingga 1,5 juta ton.
Namun, berubahnya pengelolaan CBP dinilai jumlah stok yang disimpan dapat lebih rendah.
Sebelumnya CBP digunakan untuk menyalurkan beras dalam program pemerintah beras sejahtera (rastra). Kebijakan yang mengubah rastra menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) membuat pemenuhan beras tak lagi dilakukan oleh Bulog.
"Rata-rata CBP tiap bulan hanya bisa diserap 50.000 ton, dikali 12 (bulan) hanya 600.000 ton," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam Webinar Repdem, Kamis (25/3).
Baca Juga: Klaim surplus beras, Kementan sebut harga gabah anjlok
Angka tersebut jauh merosot dibandingkan saat Bulog menyalurkan kebutuhan rastra. Pada saat itu, CBP yang digunakan dapat mencapai 2,6 juta ton setiap tahunnya.
Saat ini, penggunaan CBP hanya dilakukan untuk operasi pasar saat ada kenaikan harga. Selain itu, CBP juga digunakan dalam keadaan darurat seperti bencana.
Pelaksanaan impor pun disebut akan membuat stok CBP menumpuk di Bulog. Seperti pada impor tahun 2018 sebelumnya, terdapat sisa beras impor yang mengalami turun mutu. "CBP itu tidak bisa dijual bebas karena penyalurannya hanya perintah negara," terang pria yang akrab disapa Buwas tersebut.
Buwas pun menyampaikan saat ini stok CBP yang ada di Bulog sebanyak 902.000 ton. Angka tersebut diyakini akan terus bertambah mengingat Bulog masih melalukan penyerapan beras milik petani yang saat ini memasuki panen raya.
Baca Juga: PDI Perjuangan tuding ada mafia di balik kebijakan impor beras
"Prediksi kami minimal Maret hingga April kami punya target menyerap 390.000 ton," jelas Buwas.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi merencanakan akan melakukan impor beras sebesar 1 juta ton. Lutfi menegaskan CBP harus besar untuk mencegah adanya spekulan.
Selanjutnya: Bulog pastikan daging kerbau impor dari India mulai tiba pada Maret 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News