kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambah Kapasitas Produksi, Mitsubishi Tambah Investasi Rp 5,7 Triliun di Indonesia


Rabu, 09 Agustus 2023 / 19:50 WIB
Tambah Kapasitas Produksi, Mitsubishi Tambah Investasi Rp 5,7 Triliun di Indonesia
ILUSTRASI. Mitsubishi Motor akan menambah investasi Rp 5,7 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyambut baik rencana penambahan investasi dari produsen otomotif asal Jepang, Mitsubishi Motor Corporation (MMC) senilai Rp 5,7 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 250.000 unit pada tahun 2024.

Sepanjang tahun 2023, MMC menargetkan realisasi penanaman modalnya di Indonesia hingga Rp 12,3 triliun.

“Kami sangat mengapresiasi Mitsubishi yang telah berkomitmen untuk turut berperan mengembangkan ekosistem industri otomotif di Indonesia yang berdaya saing. Apalagi, Mitsubishi juga fokus menjadikan Indonesia sebagai bagian basis produksinya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seusai melakukan pertemuan dengan President & CEO MMC, Takao Kato yang dikutip dari siaran pers di situs Kemenperin, Rabu (9/8).

Pada pertemuan tersebut, menurut Agus, MMC melaporkan sedang menyiapkan produksi mobil listrik jenis Battery Electric Vehicle (BEV) di fasilitas produksinya yang berlokasi di Kota Deltamas, Bekasi, Jawa Barat. Produksi mobil listrik tersebut akan dimulai pada Desember 2023. Sebelumnya, Mitsubishi sudah produksi mobil listrik jenis ini di Jepang.

Baca Juga: Makin Semarak, APM Getol Merilis Model Baru di Segmen SUV

Agus menjelaskan, pemerintah bertekad untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku industri, termasuk sektor otomotif. Beberapa kebijakan strategis yang probisnis telah dikeluarkan pemerintah untuk menggenjot kinerja industri otomotif di tanah air.

Agus bilang bahwa sebelumnya impor CBU dikenakan bea masuk dan PPN, kemudian rencananya akan di-nolkan. Fasilitas ini diberikan kepada para investor yang ingin membangun pabriknya di Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik.

"Kami optimistis, apabila diterapkan bisa memacu investasi sekaligus juga meningkatkan minat penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri,” tutur dia.

Diharapkan MMC dapat memanfaatkan fasilitas fiskal tersebut yang diyakini dapat menguntungkan perusahaan untuk memperkenalkan produk barunya di segmen kendaraan listrik.

“Saat ini, formula untuk insentif itu sedang didiskusikan oleh pemerintah. Ada dua pendekatan, yakni jumlah impor CBU akan disesuaikan dengan nilai investasi, dan yang kedua adalah berbasis produksi,” jelas Agus.

Berdasarkan laporan yang diterima Menperin, untuk produk awal kendaraan listrik yang akan diproduksi dan dipasarkan di Indonesia, MMC menyiapkan kendaraan niaga listrik Minicab-MiEV.

Perusahaan ini telah melakukan pilot project dengan empat perusahaan, yakni PT Pos Indonesia, PT Haleyora Power, Gojek, dan DHL Supply Chain Indonesia untuk menggunakan kendaraan jenis Mitsubishi Mini Cab MiEV secara komersial.

Kemenperin terbuka dan fleksibel atas strategi investasi yang dilakukan Mitsubishi. Namun, hal yang juga perlu dilihat adalah adanya peluang untuk investasi pengembangan teknologi baterai listriknya. "Tentu kami berharap akan lebih banyak investasi baterai listrik di Indonesia, karena demand akan terus meningkat serta mengarah pada tujuan ekspor,” jelas Agus.

Sementara itu, Kato mengungkapkan, Indonesia merupakan pangsa pasar besar bagi Mitsubishi. Bahkan dibandingkan dengan pasar Jepang sendiri, penjualan Mitsubishi di Tanah Air lebih besar. Oleh karena itu, MMC semakin serius untuk melakukan investasi di Indonesia.

“Mitsubishi mendiversifikasi produknya dengan mengeluarkan kendaraan jenis Hybrid Electric Vehicle (HEV) atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), serta Battery Electric Vehicle (BEV) untuk mendukung program pemerintah Indonesia mencapai carbon neutral di 2060 mendatang,” ungkapnya.

Setelah 2023, MMC akan fokus memproduksi model mobil jenis xEV. Bahkan, Mitsubishi tak cuma berencana memproduksi kendaraan untuk pasar domestik, melainkan juga jadi tujuan ekspor. Total produksi MMC di Indonesia mencapai 176.000 unit pada tahun 2023 dan ditargetkan menjadi 231.000 unit pada 2024. Selain itu, ekspornya ditargetkan mencapai 98.000 unit pada 2024.

“Kami sudah restart produksi jenis pickup model L300 sejak April 2023, kemudian kami akan mengekspor Pajero Sport ke Australia pada Desember 2023, serta siap meluncurkan model SUV baru yang akan dilakukan di GIIAS 2023,” sebut Kato.

Baca Juga: 11 Mobil Listrik Ini Siap Meluncur di GIIAS 2023, Ada Merek Apa Saja?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×