Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Penutupan tambang milik PT Kobatin di Bangka Belitung akan berdampak kepada produksi nasional timah pada tahun ini.
Direktur Teknik dan Lingkungan, Ditjen Mineral, Batubara dan Panasbumi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Marpaung mengatakan, penutupan tambang Kobatin akan menggerus produksi nasional timah sebesar 10%. "Kalau tambang itu tidak berproduksi secara normal maka produksi tambang tidak akan mencapai target," kata Marpaung.
Marpaung mengatakan, tahun ini target jumlah produksi timah PT Kobatin mencapai 10.000 hingga 12.000 metrik ton. Sementara itu, tahun ini produksi nasional timah diperkirakan akan mencapai 120.000 sampai 130.000 metrik ton.
"Produksi timah milik Kobatin cukup menopang produksi timah nasional. Jika produksi turun maka setoran kepada negara juga turun," kata Marpaung.
Tahun-tahun sebelumnya, produksi Kobatin sempat mencapai 24.000 metrik ton. Jumlah tersebut sudah menghitung produksi timah yang lewat penambangan secara ilegal di kawasan hutan. Namun, makin lama, produksi Kobatin makin surut seiring dengan mandeknya penambangan ilegal di kawasan hutan.
"Sejak mereka (Kobatn) masuk menjadi binaan kementrian ESDM, mereka tidak berani lagi. Buktinya produksi timah mereka turun tajam dari 24.000 metrik ton menjadi 10.000 metrik ton," jelas Marpaung.
Meski begitu, Marpaung mengaku masih belum tau apa yang akan dilakukan oleh Kementrian ESDM. Pasalnya, mereka masih menunggu surat atau pernyataan resmi dari Kementrian Kehutanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News