Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk yakin bisnis bahan bakar minyak (BBM) masih licin tahun ini. Alasan mereka, permintaan BBM dari perusahaan kontraktor pertambangan tak bakal susut meski harga komoditas tambang lesu.
Asal tahu saja, perusahaan jasa pertambangan adalah klien utama AKR Corporindo di bisnis penjualan BBM. Sisanya adalah klien bisnis dari sektor pembangkit listrik dan industri manufaktur.
Catatan AKR Corporindo, permintaan BBM dari dua hingga tiga klien perusahaan jasa pertambangan besar, masih stabil. Hanya mereka tak menyebutkan identitas perusahaan yang dimaksud.
Di samping itu, AKR Corporindo tak merasa terganggu dengan aksi pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi awal April 2016. Sebab, mereka tak terikat patokan harga subsidi pemerintah. "Pertamina membayar subsidi hingga jadi harga segitu, sedangkan kami membeli harga ekonomisnya," terang Direktur PT AKR Corporindo Tbk Suresh Vembu kepada KONTAN, Rabu (6/4).
Selama ini, transaksi jual-beli BBM AKR Corporindo mengacu pada harga pasar. Perusahaan berkode saham AKRA di Bursa Efek Indonesia tersebut mengaku memakai benchmark alias acuan harga dari New York Mercantile Exchange (NYMEX).
Menurut AKR Corporindo, pasar BBM non-subsidi masih besar. Mengingat, banyak industri yang membutuhkan solar tak bersubsidi untuk menjalankan produksi. Industri itu adalah mereka yang tergolong tak boleh menikmati solar bersubsidi.
Meskipun proyeksi bisnis BBM tampak adem-ayem, bukan berarti AKR Corporindo tak menemui tantangan. Harga minyak mentah dunia saat ini sedang anjlok. Sementara acuan harga minyak NYMEX tadi, juga tak lepas dari pengaruh fluktuasi nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.
Atas potensi fluktuasi kurs tersebut, AKR Corporindo senantiasa melakukan lindung nilai atawa hedging harga BBM. "Karena kami business to business (B2B), jadi hedging bisa jarak satu sampai tiga bulan menentukan harganya," ujar Suresh.
Nah di tengah tren harga BBM bersubsidi dalam negeri turun, AKR Corporindo tak lantas mengekor menurunkan harga. Mereka beralasan, harus mempertimbangkan biaya logistik tatkala menentukan harga jual BBM.
Selain strategi menjaga harga jual, AKR Corporindo memperkuat jaringan pemasaran BBM. Perusahaan tersebut bermaksud menambah 20–25 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tahun ini. Kalau semua target terpenuhi, mereka akan mengoperasikan 145–150 fasilitas pengisian bahan bakar.
Sembari menambah jaringan pemasaran, AKR Corporindo menambah portofolio produk dagangan. Karena itu, mereka gencar memasarkan BBM Ron 92 dengan nama AKRA 92.
AKR Corporindo mengklaim, kualitas AKRA 92 hampir sama dengan Pertamax milik Pertamina. Namun, harga jualnya lebih murah Rp 200 per liter. "Kami sedang mengkaji untuk tambah porsi penjualan tahun ini," kata Suresh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News