Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Tanah Laut Tbk beroleh kontrak jangka panjang untuk penyediaan jasa bongkar muat batu bara dari PT Bumi Resources Tbk. Tak hanya itu, perusahaan yang dulunya bernama PT Indoexchange Tbk ini juga tengah mengincar peluang usaha di bidang pelabuhan.
Direktur Tanah Laut, Isni Apriyan Buana, mengatakan, kontrak dengan Bumi telah mereka dapatkan dua bulan lalu. Tanah Laut akan mengerjakan bongkar muat batubara sebanyak 2,5 juta metrik ton per tahun.
Tasbi Mashud, Direktur Operasional PT Pelayaran INDX Lines, anak usaha Tanah Laut, menambahkan, kontrak kerjasama dengan Bumi Resources itu berlaku selama satu tahun. Keduanya menyepakati biaya bongkar muat sebesar US$ 2 per ton.
Sayang, Isni enggan menyebutkan nilai total kontrak. Namun, jika menghitung biaya kontrak US$ 2 per ton sedang jumlah kontraknya 2,5 juta metrik ton per tahun, Tanah Laut akan menerima sekitar US$ 5 juta per tahun atau sekitar Rp 47,19 miliar (kurs Rp 9.438 per dollar AS).
Untuk memudahkan proses bongkar muat, perseroan mengerahkan trans-shipper bernama Parameswara. Parameswara merupakan pelabuhan terapung untuk memindahkan kargo dari kapal tongkang ke mother vessels. Parameswara mampu memindahkan 35.000 metrik ton batubara per hari.
Parameswara merupakan satu-satunya trans-shipper milik Tanah Laut. Menurut Isni, perseroan melakukan investasi pembelian Parameswara tahun lalu senilai US$ 7,5 juta. Tanah Laut juga memiliki satu kapal tunda atau tug boat.
Tahun ini, kalau keadaan pasar memungkinkan, Tanah Laut akan menambah armada trans-shipper dan membangun satu kapal tunda. "Kami masih menjajaki kemungkinan pembelian armada baru sambil melihat perkembangan pasar," kata Tasbi.
Tasbi menegaskan, Tanah Laut tidak akan menambah armada jika belum benar-benar diperlukan. "Saat ini pasar batubara agak sepi," tuturnya.
Nah, karena bisnis batubara lagi sepi, Tanah Laut mencari peluang usaha di bidang pelabuhan. Saat ini, Tanah Laut sedang negosiasi pengadaan dua pelabuhan di Jawa dan Sumatera. "Kami berharap negosiasi ini menuju kesepakatan dalam enam atau delapan bulan ke depan," ungkapnya.
Dalam proyek itu, Tanah Laut memiliki partisipasi minoritas untuk pengadaan pelabuhan perairan dalam. "Dua kawasan tersebut merupakan kawasan industri yang memiliki potensi untuk dikembangkan," ujarnya.
Sekadar informasi, PT Indoexchange Tbk berganti nama menjadi PT Tanah Laut Tbk pada 28 Juli 2011. Pergantian nama itu seiring perubahan haluan bisnis. Tadinya, Indoexchange menyediakan layanan informasi dan berita keuangan melalui portal internal. Setelah menjadi Tanah Laut, perusahaan ini menjadi penyedia jasa di bidang pelabuhan, angkutan dan logistik serta pengusahaan pertambangan mineral dan migas.
Dengan perubahan bisnis, pendapatan Tanah Laut di kuartal I-2012 melesat 119,17%, menjadi Rp 10,63 miliar. Laba bersih melejit 10 kali lipat jadi Rp 2,72 miliar dibanding 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News