Reporter: Rizky Herdiansyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Permintaan mebel asal Indonesia dari luar negeri kian hari makin melonjak. "Produk mebel Indonesia semakin banyak dicari pembeli asing," kata Andre Sundriyo, Ketua Bidang Pemasaran Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) di Jakarta, hari ini (21/8).
Karenanya, Andre sangat optimistis ekspor mebel tahun ini bakal tumbuh 22,44% dibanding ekspor 2007. Nilainya adalah naik dari US$ 1,96 miliar menjadi US$ 2,4 miliar. Hingga Juli 2008, nilai ekspor mebel sudah mencapai US$ 1,33 miliar.
Penyebab utama ekspor mebel Indonesia membeludak adalah keunikan dan ciri khas produk mebel Indonesia. Ciri khas itu muncul lantaran pembuatannya masih manual alias handmade. "Itu yang banyak dicari pembeli asing," kata Andre.
Selama ini, Amerika Serikat masih menjadi pasar terbesar mebel Indonesia. Porsi pasar Amerika mencapai 32,6% dari total ekspor mebel kayu Indonesia. Setelah itu, Jepang (11%), Belanda (9%), Prancis (6,6%) dan Inggris (4,6%). "Termasuk juga Uni Eropa dan Rusia," katanya. Selain kayu, jenis ekspor mebel juga berasal dari bahan rotan, bambu, besi, dan plastik.
Catatan Asmindo, selama empat tahun terakhir, nilai dan volume ekspor mebel terus menanjak. Pada 2005 nilai ekspornya US$ 1,79 miliar sebanyak 836 juta kg. Pada 2006 naik 1,16% jadi US$ 1,81 miliar kendati volume turun menjadi 835 juta kg. Namun, pada 2007, nilai ekspor naik 8,35% jadi US$ 1,96 miliar dengan volume ekspor seberat 898 juta kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News